Dosen UMM Dorong Petani Tabanan Kembangkan Pertanian Organik
2 min readTABANAN, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP, mendorong petani di Kabupaten Tabanan, Bali, mengembangkan pertanian organik, karena biaya produksi bisa ditekan, lebih untung, harga jual lebih tinggi.
TERKAIT dengan sistem pengairan subak di Bali, Indah Prihartini, mengatakan, pihaknya tidak hanya melihat subak dari perspektif pertanian. Tapi juga dari dimensi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan pariwisata. Ia dan tim juga sudah melakukan survey dan mendapatkan data-data untuk melakukan pengembangan. Salah satunya terkait pertanian organik.
“Salah satu yang dilakukan, berupaya memperbaiki kualitas tanah yang kini berada di pH 4-4,5. Karena, jika tanah tidak subur, petani mau tidak mau harus mengeluarkan biaya tambahan agar produktivitas tanahnya baik. Karena itu kami mendorng petani agar mengembangkan pertanian organic agar sawah subur. Dengan begitu, otomatis biaya produksi bisa ditekan, lebih untung, harga jual juga relatif lebih tinggi,” jelasnya, Senin (12/06/2023).
“Berbagai hal sudah kami lakukan. Mulai dari pelatihan sistem mutu, sekolah lapang produksi pupuk organik, demonstration plot, pelatihan membersihkan residu di sawah, hingga pembuatan kolam filtrasi. Kami juga memberikan bantuan pupuk cair Biofarm kepada ratusan petani di sana. Bersama Subak Bengkel, tim UMM juga sudah menanam padi organik di 1,1 hektar dan akan terus diperluas secara bertahap,” jelasnya lagi.
Indah menambahkan, dalam waktu dekat, UMM dan Subak Bengkel juga akan menanam padi secara organik di lahan 1,3 hektar dan terus dikembangkan di ratusan hektar lainnya setelah adanya perumusan dan kerjasama. “Nantinya akan ada sertifikasi organik sehingga diakui kualitasnya,” ujarnya.
Di sisi lain, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, senang bisa berkolaborasi dengan UMM di bidang pendidikan, teknologi, penelitian, pengabdian, dan pertanian. Menurutnya, ide dan pemikiran akademisi UMM sangat diperlukan. Utamanya dalam menjaga budaya warisan dunia, subak. Ia yakin hasilnya akan lebih baik daripada sebelumnya.
Dia juga menjelaskan, 75% penduduk Tabanan berkecimpung dalam bidang pertanian. Maka, tidak heran jika Tabanan menjadi lumbung pangan dan beras di pulau Bali. Bahkan mendapatkan penghargaan satya lencana pembangunan dari presiden. “Semoga kerjasama ini dapat memberikan kebaikan. Menjaga budaya warisan dunia Subak dan meningkatkan kesejahteraan para petani,” harapnya. (div/mat)