Sumani, Menempa Besi, Membentuk Sabit dan Pedang
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sumani (69), boleh dibilang bukan wanita kebanyakan. Sebab, sehari-hari, warga Kelurahan Candirenggo, RW 7, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini punya pekerjaan tak lazim, berprofesi sebagai tukang pande besi, membuat sabit (arit), cangkul, linggis hingga pedang.
LAYAKNYA seorang pria, ibu dengan tiga anak ini selalu bergelut setiap hari dengan palu, besi, hingga bara api yang biasa dilakoni oleh kaum laki laki. Tidak hanya sebagai pande besi biasa, Sumani juga banyak mendapatkan penghargaan, salah satunya dari Universitas Kanjuruhan Malang sebagai pande besi se Malang Raya.
Awal mula Sumani menjadi pande besi, saat suaminya yang juga seorang pande besi, sakit selama 9 tahun. “Mau tidak mau, saya membantu suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dan biaya pengobatan suami,” katanya, Sabtu (15/12/2018) ditemui di rumahnya.
Dia menjelaskan, kendala bekerja sebagai pande besi tergantung arang. Kalau tidak ada arang Sumani tidak bisa menempa besi. “Saya sendiri tidak bisa membuat arang. Jadi, untuk arang, saya harus beli. Kadang juga kesulitan mencari bahan baku, seperti besi monel dan arang untuk pembakaran. Kalau tidak ada arang, saya tidak bisa menempa besi, ” ujar Sumani.
Jenis apa saja yang dikerjakan, menurut Sumani, tergantung pesanan. Pesanan paling banyak jenis arit. “Untuk arit, harganya Rp 130 ribu. Untuk harga pedang bisa Rp 300 ribu, tergantung besar kecilnya pesanan. Kebanyakan pesanan dari warga Malang sendiri. Kadang juga ada pesanan dari Kalimantan, ” katanya. (nurfia khusnul khotimah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura/rahmat)