PMI Kabupaten Malang Gelar Latihan Water Rescue
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Untuk meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan relawannya dalam melakukan penyelamatan dan evakuasi korban tenggelam, PMI Kabupaten Malang melakukan penyegaran dan latihan water resque terhadap para relawannya.
SEBAGAI organisasi yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, tidak diragukan peran PMI jika terjadi bencana besar sekali. Di Kabupaten Malang, PMI Kabupaten Malang adalah salah satu potensi SAR yang relawannya mempunyai kualifikasi untuk melakukan water resque. “Untuk di Malang memang masih jarang yang bisa melakukan water resque kendalanya SDM dan peralatan, untuk itu guna menjaga skill dan kemampuan serta kaderisasi, kami secara rutin, setahun sekali melakukan penyegaran dan pelatihan water resque,” ungkap Kasubsi Penanggulanggan Bencana PMI Kabupaten Malang, Mudji Utomo, Senin (17/12/2018).
Pelatihan dan penyegaran water resque dilakukan dalam dua sesi, selama dua hari. “Sesi pertama hari Sabtu (15/12/2018) kemarin, yang merupakan materi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) korban yang tenggelam di air. Dilanjutkan pada sesi kedua, pengenalan alat selam dan teknik pencarian korban dengan menyelam di kedalaman 2 – 4 meter pada hari Minggu kemarin, di Embung, Desa Malangsuko, Tumpang,” terang Kasubsi Penangulanggan Bencana PMI Kabupaten Malang.
Sebagai instruktur dalam pelatihan selam yang diikuti oleh 25 orang relawan, PMI Kabupaten Malang mengundang pelatih selam dari Intaifib, TNI AL. “Untuk materi penyelaman, instrukturnya dari pasukan marinir Intaifib TNI AL. Ada dua materi penyelaman untuk pencarian dibawah air, pertama teknik sisir tepi, dan cyrcle,”papar pria yang akrab disapa Mbah Tomo.
Menurut relawan senior PMI Kabupaten Malang, metode penyelaman cyrcle adalah dimana empat orang penyelam melakukan penyelaman memutar dengan radius 2 sampai 4 meter untuk mencari korban yang tenggelam. Selain itu menurut Mbah Tomo, penyegaran P3K terhadap korban korban tenggelam, juga penting dilakukan.
“Penangganan pertama pada korban tenggelam jika dilakukan secara benar, bisa menyelamatkan korban, titik penting pada penyelamatan korban tenggelam memang pada penanganan pertama. Sewaktu korban tenggelam, biasanya menghirup lumpur atau kotoran, ini yang harus segera dikeluarkan jika korban sudah berhasil dievakuasi, agar korban bisa bernafas,”jelas Mudji Utomo.
Pria asal Pakis ini kemudian mencontohkan beberapa kasus orang tenggelam, yang pada awalnya berhasil diselamatkan, namun justeru akhirnya meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit, karena tidak mendapatkan pertolongan.
“Seperti kasus orang tenggelam di Pantai Ungapan beberapa waktu lalu, semestinya korban berhasil diselamatkan, namun karena tidak diberi pertolongan secara benar, korban akhirnya gagal nafas, dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit,” papar Mbah Tomo.
Lewat pelatihan dan penyegaran water resque, PMI Kabupaten Malang berharap regenarasi relawan tidak putus. “Dari 25 yang ikut, 20 orang adalah relawan yang sudah pernah ikut dan mempunyai sertifikat menyelam, sedang lima masih pemula. Harapannya lewat penyegaran dan pelatihan seperti ini, kaderisasi berlanjut terus,”pungkas Mudji Utomo. (diy)