Pemkot Malang Tekan Stunting, KDRT, dan Pelecehan Seksual
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pemerintahan Kota Malang berkomitmen menurunkan angka stunting. Meskipun dari angka 14 % sudah turun menjadi 5,8 % —dan itu sudah bagus—- namun angka ini akan terus ditekankan.
HAL INI disampaikan Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, saat memberikan arahan dalam Sosialisasi Resiko Kekerasan Berbasis Gender Perlindungan Eksploitasi Seksual dan Penurunan Stunting di Hotel Atria, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (26/09/2022).
“Selain itu Pemkot Malang juga akan menekan kekerasan gender, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Salah satu upayanya, bisa dengan memmebuk kelompok kerja (pokja) di masing – masing RW di kelurahan. Sehingga pelaporan awal kejadian bisa segera dan langsung ke pokja,” kata wali kota.
“Kita kuatkan pokja di masing- masing RW, sehingga pelaporan kejadian stunting maupun KDRT bisa langsung ditangani. Karena KDRT maupun pelecehan seksual itu, korban juga saksi. Kadang takut melapor karena terkait resikonya,” imbuhnya.
Ia menambahkan, KDRT sendiri cukup luas pengertiannya. Karena itu, pengawasan lingkungan terdekat dan cepat, perlu dilakukan. Ini sebagai salah satu langkah pencegahan secara lebih dini.
Disinggung daerah yang paling berpotensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, wali kota menyebut, belum ada data yang pasti. Namun ia menyebut, laki- laki yang terlalu berotoritas penuh kepada perempuan, juga tidak boleh. “Sehingga kadang sampai menelantarkan. Dan menganggap perempuan itu di kelas bawah. Itu yang harus kita perangi bersama- sama,” lanjut Sutiaji.
Sementara itu, Camat Kedungkandang, Drs Prayitno, M.AP menjelaskan, sebenarnya angka kekerasan gender di Kedungkandang, tidak tinggi. Bahkan tidak punya catatan yang beraroma kekerasan gender.
Namun ia mengaku telah melakukan mini lokakarya (minilok) se kecamantan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi riil di lapangan. “Termasuk kondisi per perkelurahan. Bagaimana asupan ASI nya. Apa masalahnya. Itu untuk pencegahan stunting sejak dini. Sehingga apa yang perlu diintervensi, sesuai dengan yang diperlukan di lokasi di kelurahan setempat,” terangnya. (div/mat)