Dosen UMM Ajari Warga Sragi Olah Rambut Jagung Jadi Teh Herbal
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, mendorong masyarakat Desa Sragi, Kabupaten Blitar, menciptakan teh herbal antioksidan dari rambut jagung. Sebab, potensi jagung di desa ini berlimpah, namun rambutnya tak dimanfaatkan secara maksimal.


VRITTA Amroini Wahyudi, SSi, MSi, salah satu dosen UMM yang terlibat dalam proyek ini menjelaskan, semua berawal dari permintaan mahasiswa menjadi pemateri saat KKN. Ia diminta mengembangkan potensi Desa Sragi. “Desa ini menghasilkan begitu banyak jagung, namun rambut jagungnya tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Lalu, saya dan tim dosen mengambil sampel. Hasilnya, rambut jagung memiliki antioksidan yang tinggi seperti teh hijau,” jelasnya, Senin (30/08/2021).
Temuan ini membuat Vritta yakin, minuman seduh dari rambut jagung ini bernilai ekonomis. Di samping itu juga memberikan dampak positif bagi kesehatan, karena memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. “Kandungan itulah yang akan membantu memperkuat sistem imun yang dibutuhkan di masa pandemi COVID ini,” ujarnya.
Vritta menuturkan, pada dasarnya kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan terkait produk minuman fungsional serta menyediakan fasilitas pembuatan dan kemasan produk sampai menjadi teh celup. “Nantinya kami juga akan mengawal sampai produk ini siap dan memiliki syarat-syarat tertentu untuk mengajukan perizinan,” tegasnya.

Dosen Ilmu Teknologi pangan (ITP) ini berharap pengabdian ini bisa menjadi gerakan sinergisitas antara UMM dan masyarakat. “UMM yang memilki akademisi dan mahasiswa diharapkan mampu memberikan ilmu praktis dengan alat-alat yang sederhana dalam mengembangkan potensi warga. Dengan begitu, keilmuan yang kita miliki bisa diaplikasikan dan menjadi alat untuk menebar manfaat lebih luas,” harapnya.
Sementara itu, Leni, Kepala Desa Sragi berterimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang atas terselenggaranya pelatihan membuat teh herbal dari rambut jagung ini. Dengan begitu, desa bisa menghasilkan produk dari hasil panen sendiri. “Rambut jagung yang awalnya hanya dianggap sebagai limbah, kini bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis dan berguna bagi kesehatan,” tuturnya.
Leni berharap pelatihan ini bisa menjadi langkah awal dalam membuat dan memasarkan teh herbal dari rambut jagung ke khalayak luas. Selain itu juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga di desanya. “Program ini dapat menciptakan peluang usaha yang menarik. Saya yakin teh herbal ini bisa menjadi produk unggulan di Kabupaten Blitar,” pungkasnya. (div/mat)