9 Oktober 2024

`

Dosen UB Ajari Peternak Banyuwangi Bikin Pakan Ternak

2 min read

BANYUWANGI, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tim Doktor Mengabdi Kemitraan (DMK) Universitas Brawijaya bersama Tim KKN Tematik LPPM Universitas Brawijaya, Malang, memberikan pelatihan diseminasi teknologi produksi pakan ternak silase dan pupuk organik kepada kelompok Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GEMES) yang merupakan binaan Balai Taman Nasional Meru Betiri di Desa Sarongan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 15 dan 16 Juli 2023.

 

Tim Doktor Mengabdi Kemitraan (DMK) Universitas Brawijaya bersama Tim KKN Tematik LPPM Universitas Brawijaya, Malang, memberikan pelatihan diseminasi teknologi produksi pakan ternak silase dan pupuk organik pada kelompok Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GEMES) yang merupakan binaan Balai Taman Nasional Meru Betiri di Desa Sarongan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 15 dan 16 Juli 2023.

 

MENURUT ketua pelaksana, Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP, (Fakultas Teknologi Pertanian), tujuan kegiatan ini untuk memberikan pelatihan sekaligus pendampingan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan daun hijauan sebagai pakan ternak kambing.

“Desa Sarongan memiliki beragam potensi hutan tropis dengan beragam jenis pohon dan tanaman hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing. Macam dari tanaman hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak kambing yaitu tanaman jagung, rumput odot, pohon mahoni, pohon rambutan, dan masih banyak macam tanaman lainnya,” jelas Siti Asmaul Mustaniroh, belum lama ini.

Tim Doktor Mengabdi Kemitraan (DMK) Universitas Brawijaya bersama Tim KKN Tematik LPPM Universitas Brawijaya, Malang, bersama masyarakat saat memberikan pelatihan diseminasi teknologi produksi pakan ternak silase dan pupuk organik pada kelompok Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GEMES) yang merupakan binaan Balai Taman Nasional Meru Betiri di Desa Sarongan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 15 dan 16 Juli 2023.

Siti menambahkan, saat ini sebagian besar kelompok GEMES memiliki ternak kambing dengan pakan hijauan dari desa penyangga Meru Betiri. “Yang menjadi kendala dari kelompok GEMES antara lain rendahnya efisiensi dalam pemberian pakan kambing yang berdampak keuntungan penjualan kambing, serta keterbatasan transfer teknologi dalam pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk organic,” uarinya.

Siti menegaskan, silase adalah metode pengawetan pakan atau hijauan dengan kadar air yang telah ditentukan melalui proses fermentasi oleh bakteri. Selain itu silase juga merupakan pakan ternak yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan umumnya terbuat dari hijauan serta limbah pertanian.

“Melalui program ini, peternak di Desa Sarongan diajarkan cara-cara efektif dalam pemilihan dan penyiapan bahan baku silase, seperti tebon jagung, rumput odot, pohon rambutan, pohon mahoni, dan penggunaan teknik fermentasi yang tepat guna menghasilkan pakan berkualitas tinggi,” tandasnya.  (div/mat)