3 Oktober 2024

`

Wakapolres : Masyarakat Kabupaten Malang Tidak Takut Bom

2 min read

MALANG, TABLOID JAWA TIMUR.COM – Secara umum, situasi dan kondisi Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih kondusif. Sejauh ini tak ada aksi teror. Tapi teroris ada yang  sembunyi di Kabupaten Malang.

 

Silahturahmi penjagaan wilayah di Pendopo Kabupaten Malang jajaran FORPIMDA..
Silahturahmi dalam rangka penjagaan wilayah di Pendopo Kabupaten Malang yang diikuti jajaran FORPIMDA.

 

Wakapolres Malang.
Wakapolres Malang, Kompol Deky Hermansyah.

HAL INI disampaikan Wakapolres Malang, Kompol Deky Hermansyah di sela-sela silaturahmi dalam rangka penjagaan wilayah di Pendopo Kabupaten Malang, Rabu (16/05/2018) siang. Acara ini  dihadiri Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna, Ketua DPRD Hari Sasongko, Dandim 0818 Malang – Batu, Letkol (Inf) Feri Muzzawa, dan Wakapolres Malang, Kompol Deky Hermansyah.

Menurut Wakapolres Malang, secara umum kondisi Kabupaten Malang kondusif, namun dalam tanda kutip. “Memang belum ada aksi teror, tapi teroris sembunyi di sini ya ada,” katanya dengan gaya khasnya.

Karena itu dia meminta peran aktif dan kepedulian masyarakat agar ikut menjaga keamanan sekitar. “Kita, aparat keamanan, TNI – Polri, tentu tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keikutsertaaan semua stakeholder dan masyarakat itu sendiri,” beber Deky.

Terkait adanya penangkapan terduga  teroris di Kabupaten Malang, secara satire, wakapolres menyindir bahwa masyarakat Kabupaten  Malang tidak takut bom. “Saat ada penggeledahan dan penangkapan, banyak masyarakat, yang hanya karena ingin tahu,  berbondong-bondong menonton, bahkan foto-foto. Ini teroris yang diduga memiliki bahan peledak. Jika ada bom yang meledak bagaimana?, ” ujar Wakapolres Malang.

Deki juga berharap agar masyarakat bisa lebih dewasa dan bijaksana, baik dalam menerima informasi atau menyebarkan informasi di sosial media. “Jangan menerima dan menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya,” pungkasnya.

Sementara itu,  Ketua DPRD Kabupaten  Malang, Hari Sasongko menyatakan keprihatinnya dengan sikap tidak peduli masyarakat dengan lingkungan sekitar. “Memang,  saat ini telah terjadi perubahan sosial dimana pola hidup masyarakat yang dahulunya guyub sekarang menjadi patembayan,” katanya.

Perubahan sosial ini,  menurut Hari Sasongko,  juga diikuti dengan perubahan teknologi. “Sehinga semakin membuat masyarakat kurang peduli dengan sesamanya dan lingkungannya,” papar Hari.

Hal menarik diungkapkan Dandim 0818 Malang-Batu, Letkol (Inf) Feri Muzzawa. Feri memaparkan, sejarah nusantara sarat dengan kekerasan. “Jika kita melihat ke masa lalu, mulai dari jaman kerajaan hingga kemerdekaan, banyak sekali terjadi kekerasan,” paparnya.

Menurut perwira melati dua di pundaknya ini, aksi kekerasan bisa dilakukan oleh semua pihak, bukan hanya golongan tertentu. “Yang melakukan adalah kita sendiri. Ada PKI dengan faham komunis, ada DI/TII, RMS di Maluku yang sampai saat ini belum selesai. Belum lagi Papua Merdeka (OPM),” ungkapnya.

Feri Muzzawa menghimbau kepada masyarakat agar menjadi lebih peduli menjaga situasi keamanan lingkungannya. “Jika kita tidak lagi peduli, bukan tidak mungkin nanti kita yang menjadi korban. Segera laporkan kepada Ketua RT atau kades jika ada pendatang yang mencurigakan. Hal ini penting,  karena itu adalah deteksi dini. Jangan lagi terjadi aksi kekerasan dan memakan korban. Baru kita menyadari bahwa pelakunya ternyata justru orang di sekitar kita,” himbau Dandim. (diy)