Unair, PT Pertama di Indonesia Pengelola Waqaf
2 min readSURABAYA, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya secara resmi ditunjuk Badan Wakaf Indonesia (BWI), sebagai Nazhir atau pengelola uang wakaf. Dengan demikian, Unair menjadi perguruan tinggi pertama yang mendapatkan Nazhir dari BWI di Indonesia.

PENUNJUKAN ini dilakukan langsung Ketua BWI, Muhammad Nuh kepada Wakil Rektor 1 Unair, Prof Djoko Santoso dalam acara Wakaf Goes To Campus, di Aula Garuda Mukti Gedung Rektorat Unair, Surabaya, Kamis (15/11/2018).
Pria yang akrab disapa Nuh itu menjelaskan, diberikannya Nazhir kepada UNAIR, karena menjadi salah satu universitas yang cukup beragam, dan aktif dalam perluasan informasi kepada masyarakat. Selain itu pengelolaan ekonomi syariah yang cukup baik.
“Unair menjadi kampus pertama di Indonesia yang menjadi pengelola wakaf uang. Dengan wakaf goes to campus, kami menciptakan literasi sekaligus pemahanan dan kesadaran akan wakaf,” kata mantan Menteri Pendidikan Nasional era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, Kamis (15/11/18) kemarin.
Selain memberi Nazhir kepada Unair, BWI juga meluncurkan program wakaf uang seribuan. Di mana, program ini mengajarkan jika untuk mewakafkan tidak perlu dengan sesuatu yang besar.
“Gerakan itu untuk membantu pemerintah membangun bangsa dengan kemampuan diri sendiri,” tambah M Nuh.
M Nuh mengatakan, dengan umat Islam yang berjumlah 87 persen atau 200-an juta dari total penduduk Indonesia, potensi wakaf untuk pembangunan negeri sangat besar jika dikelola dengan baik.
“Bayangkan, kemampuan kita ada di jumlah. Umat Islam di Indonesia ini sekitar 87% atau 200-an juta jiwa. Dan itu punya potensi besar dalam berpartisipasi berupa wakaf. Coba bisa dihitung, Rp 1.000 x 100 juta orang saja, bisa mencapai Rp 100 miliar sehari. Coba dikalikan 30 hari, jumlahnya sudah Rp 3 triliun. Itu dari uang seribu. Belum lagi kalau ada yang menyumbang lebih besar,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, ada begitu banyak manfaat dari wakaf yang terkumpul dari masyarakat. Salah satunya mengeliminir hutang negara. Oleh karena itu, Muhammad Nuh mengatakan, wakaf dapat menumbuhkan martabat masyarakat, karena merasa ikut membangun bangsa. (ang)