24 Mei 2025

`

UB Tambah Dua Profesor Lagi

3 min read
"Penurunan fungsi tanah dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara tanah, penurunan bahan organik tanah, pemadatan, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati."

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, mengukuhkan Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D, sebagai profesor dalam bidang Ilmu Konservasi Tanah di Fakultas Pertanian (FP) dan Air serta Anwar Sanusi, Ph.D, sebagai profesor kebijakan publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Sabtu (19/03/2022) siang di kampus setempat. 

Dari kiri ke kanan adalah Profesor Anwar Sanusi, Ph.D dari FISIP UB dan juga Prof. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D dari Fakultas pertanian UB yang akan di kukuhkan menjadi profesor yang ke ke-291 dan ke 292 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.
PROF. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D, merupakan profesor aktif ke-29 dari FP.  Sedangkan Anwar Sanusi  merupakan profesor ke-2 dari FISIP, dan profesor aktif ke-166 di Universitas Brawijaya Malang.
Prof. Didik menyelesaikan studi S1 di Fakultas Pertanian UB, S2 di Wageningen Agriculture University, The Netherlands, dan S3 di Imperial Colllege, London University, UK. Selain menjadi dosen, saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UB.
Dalam orasinya, ia menyampaikan degradasi tanah sangat terkait dengan penurunan kualitas tanah dalam mendukung produksi tanaman dan kualitas sumber daya alam, serta penurunan produktivitas ekosistem. “Penurunan fungsi tanah dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara tanah, penurunan bahan organik tanah, pemadatan, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati,” katanya. .
Didik menambahkan, solusi teknologi untuk pengendalian erosi tanah di awal musim tanam adalah pemberian mulsa di permukaan tanah. Namun, penggunaan mulsa kurang disukai petani karena kurang praktis dan mudah berserakan di lahan. Untuk itu Prof. Didik  mengembangkan penggunaan bahan baku organik yang dimasukkan di antara dua lapisan luar bahan geotekstil. Upaya ini disebut sebagai inovasi BioGT-BOT+, untuk mendukung pertanian konservasi.
“BioGT-BOT+ ini merupakan merupakan suatu teknologi rakitan dua lapis bahan rajutan dari bahan organik dengan kualitas rendah yang sering dikenal dengan Biogeotekstil (BioGT-) yang berfungsi sebagai mulsa untuk pengendalian erosi tanah, yang di dalamnya diisi bahan organik/seresah/residu pertanian untuk memberikan tambahan (+) bahan organik tanah (BOT) agar terjadi penyehatan kesuburan tanah sehingga diperoleh produksi pertanian yang berkelanjutan di lahan kering,” jelasanya.
Sementara itu, Prof. Anwar Sanusi, Ph.D, dalam orasinya menyampaikan bahwa perkembangan era digital menyebabkan ekonomi dunia sedang mengalami transformasi besar ke arah knowledge economy. Dinamika perkembangan desa juga tidak lepas dari arus besar ini. “Dalam hal ini, kita memerlukan terobosan pendekatan kebijakan publik terkait tata kelola pemerintahan pedesaan Indonesia yang tidak lagi semata-mata fokus pada aspek-aspek makro-struktural dan makro-kultural,” jelasnya.
Prof. Anwar menawarkan pendekatan baru yang disebut Multi-level Collaborative Governance (MLCG). Pendekatan MLCG merupakan pendekatan yang dinilai cukup relevan dalam upaya pengembangan desa dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan multi-level pemerintah dalam kerjasama yang sistematis dan terstruktur dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, perguruan tinggi, hingga sektor swasta.
Selain itu, MLCG juga mendorong pengembangan desa berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Dengan demikian, pendekatan MLCG mempercepat pencapaian desa mandiri melalui 3 (tiga) keluaran utamanya, yaitu: manajemen pengetahuan, kepemimpinan transformatif, dan rekognisi kearifan lokal.
Prof. Anwar  menyelesaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada, S2 di Graduate School of Policy Sciences (GSPS) Saitama University, Jepang, serta S3 di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Jepang. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2015 – 2020). Saat ini aa menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan. (div/mat)