Rayakan Idul Fitri, Waspadai Ketersediaan Sembako dan Teroris
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna mengingatkan kepada seluruh pihak agar mewaspadai empat potensi kerawanan selama perayaan Hari Raya Idul Fitri 1439 H/2018. Salah satunya, stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan.


HAL INI disampaikannya saat menjadi pemimpin apel gelar Operasi Ketupat 2018 di Polres Malang, Kepanjen, Rabu (06/06/2018). Pada acara ini, Ketua Partai Nasdem Jawa Timur ini didampingi Kapolres Malang AKBP. Yade Setiawan Ujung, SH, SIK, MSi dan sejumlah pejabat lintas sektoral.
“Pada pelaksanaan operasi tahun ini, setidaknya terdapat empat potensi kerawanan yang harus patut diwaspadai bersama. ’Pertama, stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan. Pada tahun 2017 lalu, secara umum, stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan dapat terjaga dan tidak terjadi kelangkaan pangan,” katanya.
Menurut bupati, hal ini dapat diwujudkan berkat kersajama instansi terkait. “Oleh sebab itu diperlukan kerjasama dan langkah pro aktif dari stakeholder guna mengatasi masalah tersebut pada tahun 2018 ini,” harapnya.
Kedua, permasalahan kelancaran arus mudik dan balik. Bupati Malang meminta penekanan kepada seluruh personil, terutama pada titik rawan kemacetan dan kecelakaan, agar benar-benar melakukan pemantauan secara cermati.
Terkait perihal kedua, Rendra Kresna menyampaikan berbagai strategi bertindak yang telah ditetapkan agar diikuti dengan baik. Tak terkecuali, seluruh personil agar mengoptimalkan pelayanan pada 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan, 7 pos terpadu, dan 12 pos check point.
Ketiga, potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya. Menurut mantan Wakil Bupati Malang 2010 – 2015 ini, dalam hal ini, para kasatwil bisa melakukan langkah-langkah agar bisa menekan potensi yang ada. Seluruhnya bisa berkoordinasi dan bekerjasama dengan Basarnas agar mewaspadai potensi bencana alam.
‘’Keempat, ancaman terjadinya teroris. Dalam hal ini, seluruh personil harus mengoptimalkan deteksi dini dan terapkan tindak penegakkan hukum dengan tegas, serta optimalisasi peran satgas anti terror. Pengamanan tempat ibadah dan pusat keramaian menjadi perhatian dan melakukan pendampingan kepada personil utama,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, bupati membacakan amanat tertulis Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi. Prof. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. Di antaranya, penyelenggaraan apel gelar pasukan ini merupakan wujud kesiapan POLRI dalam menghadapi kegiatan pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Selain itu juga sebagai sarana konsolidasi dan pengecekan personel beserta kelengkapan sarana prasarana, sebelum menghadapi tugas pengamanan di lapangan.
Operasi Ketupat tahun 2018 ini diselenggarakan secara serentak di seluruh Polda dan jajaran selama 18 hari, mulai tanggal 7 – 24 Juni 2018. Operasi tersebut melibatkan 173.397 personil pengamanan gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI dan pemerintah daerah, serta stakeholder terkait dan elemen masyarakat lainnya. Rencana operasi disusun melalui serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan Operasi Ramadniyah tahun 2017 dan disertai analisa potensi gangguan kamtibmas tahun 2018.
Usai apel Bupati Malang bersama Kapolres dan tamu undangan melanjutkan kegiatan pemusnahan minuman keras yang diamankan Polres Malang. Ribuan botol dan liter minuman keras tersebut hasil dari razia yang dilakukan jajaran Polres Malang dalam dua minggu terakhir, tepatnya memasuki bulan Ramadan.
Sementara itu, memasuki akhir Ramadhan 1439 H/2018, harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih terkendali. Bahkan, menurut catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), harga beberapa barang yang dibutuhkan masyarakat justru turun.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Pantjaningsih SR menjelaskan, memang ada fluktuasi harga menjelang Hari raya Idul Fitri 1439 H. “Ada peningkatan, tapi tidak signifikan,” katanya.
Dia menjelaskan, bila pada awal puasa harga telor naik sampai Rp 26 ribu/kg, sekarang malah turun, hanya Rp 20 ribu/kg. Demikian pula harga bawang merah, yang awalnya Rp 36 ribu/kg, sekarang turun jadi Rp 30 ribu/kg. “Bahkan di pasar lebaran ini harga bawang merah hanya Rp 20 ribu/kg untuk bawang merah dari Ngantang. Sedangkan bawang merah dari Probolinggo bisa dijual Rp 24 ribu,” jelas Pantjaningsih.
Kepala Disperindag Kabupaten Malang ini juga sudah mengecek di beberapa pasar tradisional saat melakukan operasi pasar bersama Tim Satgas Pangan. Hasilnya? “Tidak ditemukan harga di atas HET. Cuma ditemukan beberapa barang kadaluwarsa. Tapi itu pun hanya di toko-toko kecil yang jumlahnya tidak banyak. Barang tersebut sudah disita Polres Malang dan pedagangnya dilakukan pembinaan,” jawabnya.
Selain harga yang dijamin stabil, stok sembako di Kabupaten Malang juga aman terkendali hingga tiga bulan ke depan. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Pantjaningsih SR, berdasarkan hasil rapat gabungan, ketersediaan stok sembako dan barang penting lainnya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H, untuk tiga bulan ke depan, aman.
Dengan demikian, dia menghimbau agar masyarakat tidak perlu resah apalagi sampai memborong sembako untuk persiapan Ramadhan dan Idul Fitri. “Stok sembako aman hingga tiga bulan ke depan. Harganya pun stabil,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Pantjaningsih SR. (mat)