Peneliti se Indonesia Kumpul di UM, Bahas RKI
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sejumlah peneliti dari berbagai perguruan tinggi, mengikuti Monitoring dan Evaluasi Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), di Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, Selasa (06/09/2022).
![](https://i0.wp.com/tabloidjawatimur.com/wp-content/uploads/2022/09/Peneliti-se-Indonesia-2.jpg?resize=606%2C341&ssl=1)
REKTOR UM, Prof. Dr. AH Rofi’uddin, MPd, menjelaskan, berkumpulnya seluruh peneliti PTNBH ini dapat membangun semangat untuk meningkatkan proses riset, meningkatkan luaran, serta memanfaatkan jaringan dari konsorsium RKI PTNBH. “Semoga selain luaran berupa publikasi di jurnal ilmiah internasional bereputasi, RKI ini dapat menghasilkan sumbangan produk, kebijakan, yang bermanfaat bagi masyarakat,” harapnya, Jumat (09/09/2022) siang.
RKI merupakan salah satu program yang diusung Kemendikbud dalam melahirkan penelitian yang berkualitas. Tak hanya itu, RKI juga mendorong hilirisasi produk untuk membantu mensukseskan program pemerintah.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM, Prof. Dr. Markus Diantoro, MSi, mengatakan, RKI ini melibatkan 16 PTNBH se Indonesia, universitas luar negeri, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
![](https://i0.wp.com/tabloidjawatimur.com/wp-content/uploads/2022/09/Peneliti-se-Indonesia-1.jpg?resize=432%2C243&ssl=1)
RKI terdiri dari tiga skema, A, B, dan C. “Skema A, penelitian melibatkan minimum tiga PTNBH. Skema B, selain dari PTNBH juga harus ada BRIN. Skema C, selain PTNBH juga harus ada mitra dari luar negeri. Sehingga total ada 440 riset dari ketiga skema itu,” jelasnya.
Markus menambahkan, dengan adanya RKI ini, mampu memperkuat dan transfer keilmuan serta teknologi antara tiga universitas PTNBH. “Untuk menjadikan perguruan tinggi di Indonesia berdaya saing internasional, RKI muncul sebagai wadah dalam melahirkan penelitian yang berkualitas dan menghasilkan publikasi berupa output jurnal internasional terindeks minimal scopus,” katanya.
Namun Prof. Makrus juga mendorong menghasilkan outcome dari penelitian. “Bukan sekedar output dari riset, harapannya juga outcome bisa dilihat manfaatnya dan dirasakan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Bukan publikasi di jurnal ilmiah terindeks bereputasi saja, tapi juga ada produk yang bisa dikerjasamakan oleh industri dan kementerian,” harapnya.
Mantan dekan Fakultas MIPA UM ini menambahkan, sistem input riset kolaborasi ini dimudahkan dengan sistem online, melalui laman risetkolaborasi.id. Sehingga proposal beserta dokumen pendukung dalam bentuk softcopy dikirim melalui website sistem informasi RKI tersebut.
“Konsorsium 16 PTNBH bangun sistem sendiri, membiayai sendiri. Kalau dulu kan masih manual, sekarang proposal bisa diunggah langsung melalui sistem ini. Jadi laporan keuangan, laporan kemajuan proposalnya, hasilnya dan koordinasi ada tambahan atau tidaknya juga masuk ke sistem,” paparnya.
Dengan adanya sistem ini menjadi lebih baik, bukan hanya menyoal tata administrasi, namun juga dimudahkan mengenai informasi RKI. Harapannya, para peneliti, reviewer, pimpinan PT, dapat dimudahkan dengan adanya sistem ini. (div/mat)