Pangdivif 2 Kostrad dan 1.000 Orang Hijaukan Sumberawan
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Pangdivif 2 Kostrad, Mayjen TNI Marga Taufiq bersama 1.000 orang dari berbagai unsur, menanam ratusan bibit pohon dan membersihkan aliran sungai dan irigasi di area Candi Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (24/06/2018).


“ADA SEBANYAK 750 bibit pohon ditanam di area Candi Sumberawan. Berbagai jenis pohon, di antaranya, bibit pohon mangga, sawo, blimbing, jambu air, dan jambu biji,” tutur Pangdiv 2 Kostrad, disela- sela penghijauan.
Jenderal bintang dua ini melanjutkan, pemilihan area Candi Sumberawan, karena tempat ini merupakan sumber mata air yang perlu dijaga kelestariannya. Terutama bagi masyarakat Singosari yang hampir sebagian besar menggantungkan kebutuhan air dari mata air tersebut. “Penghijauan merupakan bentuk kepekaan dan kepedulian Divif 2 Kostrad terhadap lingkungan sekitar, untuk menjaga dan melestarikan alam,” katanya.

Usai penanaman pohon, dilanjutkan dengan pembersihan mata air Sumberawan, pembersihan saluran irigasi kanan kiri jalan sepanjang jalan raya Desa Tamanharjo. Pembersihan sungai di jembatan penghubung Dusun Nampes, Desa Baturetno dan aliran irigasi untuk pengairan sawah di Dusun Nampes, Desa Baturetno. Pembersihan aliran sungai depan Pasar Singosari (Sungai Kelampok).

Kegiatan ini melibatkan 1.000 orang, terdiri dari 334 prajurit TNI-Polri, mahasiswa, pelajar, organisasi masyarakat, komunitas otomotif, serta masyarakat.
Sejumlah undangan mengikuti kegiatan ini. Di antaranya, Danrem 083/ BDJ Kol Inf Bagus Suryadi Tayo S.I.P, Kapolres Kota Malang AKBP Asfuri, PJS Walikota Malang Setiadji, Kadisnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo, Komisaris PT. ACA Iwan Kurniawan, Muspika Kecamatan Singosari dan sejumlah tokoh agama.
Di kawasan Sumberawan memang terdapat sumber air yang sangat besar. Sejumlah instansi mengambil air dari sini untuk kepentingan air bersih. Di antaranya, Kostrad, PDAM dan sebagainya. Selain dipakai untuk air bersih, sumber ini juga dipakai untuk irigasi sawah. Hanya saja sekarang debitnya jauh berkurang.
Selain sumber air, di Sumberawan juga terdapat candi atau stupa. Namanya Candi Sumberawan. Candi ini ditemukan orang Belanda pada 1845. Candi Sumberawan ini tidak memiliki tangga naik ruangan, yang biasa digunakan untuk menyimpan benda suci. Diduga, bangunan candi Sumberawan ini hanya memiliki bentuk stupa, namun tidak memiliki fungsi sebagai stupa pada umumnya.
Para ahli purbakala memperkirakan, Candi Sumberawan ini dahulunya bernama Kasurangganan, yang cukup terkenal di dalam kitab Negarakertagama. Kitab tersebut menyebutkan bahwa Kasurangganan pernah dikunjungi Raja Majapahit, Hayam Wuruk pada tahun 1359 masehi.
Berdasar pada bentuk batur dan stupa, para ahli memperkirakan bangunan candi ini didirikan sekitar abad 14-15 masehi. Tepatnya, pada masa Kerajaan Majapahit masih berkuasa. Sedangkan, bentuk stupa pada bangunan candi menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat Budhistis. (ide)