Ketua MUI : Terorisme Bukan Ajaran Islam
2 min read
MALANG, TABLOID JAWA TIMUR.COM – Aksi brutal terorisme di Gereja Santa Maria Tak Bercela dan sejumlah gereja lainnya di Surabaya, Minggu (13/05/2018) pagi, membuat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang, Jawa Timur, KH. Fadhol Hija kecewa.
DENGAN tegas, Ketua MUI Kabupaten Malang menyatakan, aksi teror dan kekerasan tanpa alasan bukanlah syariat Islam. “Tindakan teror bukanlah ajaran Islam. Karena Islam diturunkan ke dunia ini sebagai rahmat bagi alam semesta,” tegas KH.Fadhol Hija.
Bahkan, tanpa tedeng aling- aling, kyai sepuh asal Ngajum, Kabupaten Malang ini mengutuk aksi biadab teroris yang berkedok agama tersebut.
“Perbuatan itu terkutuk dan tidak berperikemanusiaan, karena punya dampak yang sangat luas dalam semua aspek kehidupan. Mengganggu keamanan, ketenteraman, ketenangan, memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, untuk menghindari rasa syak wasangka yang berpotensi menimbulkan perpecahan di anak bangsa, KH. Fadhol menuntut kepada aparat keamanan dan penegak hukum agar mengusut tuntas kasus peledakan bom di Gereja Ngagel Surabaya, yang hingga Minggu petang telah menewaskan 13 orang tersebut.
“Petugas keamanan diharap mengusut tuntas kasus ini, agar tidak menimbulkan kecurigaan antara satu dengan yang lain, antar pemeluk agama yang ada di Indonesia,” tegas KH. Fadhol Hija.
Secara terpisah, Drs. Imron, M.Ag, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang menyampaikan, saat ini kondisi kerukunan umat beragama di Kabupaten Malang relatif kondusif. Namun kondisi kondusif ini jangan kemudian membuat masyarakat menjadi lengah.
“Dengan kondisi yang terjadi di Surabaya, saya kira tidak berpengaruh di Kabupaten Malang. Namun kita harus tetap waspada sampai ke tingkat masyarakat di kampung-kampung dan desa-desa agar lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya,” terang Imron.
Agar kerukunan beragama dan kondusifitas yang ada tetap terjaga, Imron menghimbau kepada para pemeluk agama agar memahami ajaran agama yang dianutnya secara benar. “Ke depan, mudah -mudahan kerukunan umat saling terjaga dengan saling menghargai. Masing-masing pemuka agama maupun pemeluk agama agar meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya,” pungkas Imron. (diy)