Fungsi Pendidikan: Kunci Kemajuan Bangsa?
5 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pada umumnya pendidikan dianggap hanya sebagai formalitas. Ini merupakan persepsi yang keliru. Bahkan pendidikan dianggap hal yang harus ditempuh sebagai syarat formal untuk mendapatkan ijazah, pekerjaan, bahkan hanya untuk status sosial. Persepsi ini akan mempengaruhi proses belajar yang memberikan dampak pada kurangnya interaksi dan partisipasi siswa, karena mereka akan merasa monoton, sehingga siswa cenderung menghafal, dan belum tentu memahami apa yang dihafal. Hal ini berdampak pada tidak berkembangnya karakter siswa dan menurunnya minat belajar, sehingga siswa memiliki keterampilan yang tidak relevan. Hal ini akan berdampak bagaimana nanti menghadapi tantangan masa depan.
ERA MASA KINI tentu banyak tantangan yang harus kita hadapi bersama. Salah satunya mengenai teknologi. Semakin lama teknologi semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi tentu juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat dan masuk dalam ranah pendidikan. Karena pada hakekatnya pendidikan itu ada dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Secara tidak langsung teknologi pun mempengaruhi pola atau gaya belajar para siswa dan guru. Pendidikan di era digital menuntut adaptasi yang cepat, baik dari siswa, guru, maupun sistem pendidikan secara keseluruhan. Hal ini tentu memiliki dampak yang besar pada kualitas pendidikan. Oleh karena itu sangat penting sekali untuk mengevaluasi sejauh mana pendidikan digital meningkatkan kualitas pembelajaran yang sebenarnya. Karena inovasi teknologi membuka pintu bagi metode pembelajaran yang lebih menarik dan efektif dan memudahkan guru. Semua ini juga berdampak pada karakter siswa. Karakter siswa juga menjadi salah satu tantangan yang besar bagi lembaga pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter pada peserta didik di tengah gempuran budaya modern dan pengaruh negatif internet.
Selain tantangan di atas, masih banyak lagi tantangan dalam pendidikan yang sama pentingnya dan harus diperhatikan. Seperti adanya diskriminasi, bulyying, konsep kurikulum yang kaku tanpa melihat kemampuan dan kompetensi peserta didik, adanya kesenjangan mutu pendidikan antar sekolah dalam laporan mata pelajaran, bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran, dan masih banyak lainnya.
Pendidikan lebih dari sekadar proses formal. Ia mencerminkan fondasi kemajuan sebuah bangsa. Namun, apakah hal ini masih berlaku di era modern saat ini? Tipe ideal membangun bangsa dapat kita perhatikan fondasinya terlebih dahulu. Fondasi utama untuk membangun bangsa yang maju dan sejahtera adalah pendidikan dalam negara tersebut. Karena dalam pendidikan dapat melahirkan SDM unggul, sehingga berdampak pada kualitas hidup masyarakat dan persatuan dalam negara. Jika ketiga hal ini menyatu, dapat meningkatkan daya saing bangsa untuk mempersiapkan masa depan. Dengan komitmen dan kerjasama semua elemen pendidikan, maka pendidikan bangsa ini akan berkembang pesat dan menghasilkan generasi muda yang siap membawa bangsa ke arah kemajuan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tiada etika adalah hal yang sia-sia. Etika merupakan suatu implementasi dalam bentuk sikap dan perilaku seseorang terhadap apa pun, baik pada orang lain, tidak melihat yang lebih kecil atau yang lebih tua. Banyak sikap yang baik yang mendeskripsikan sebagai orang yang beretika. Pemahaman tentang perasaan orang lain merupakan salah satu keterampilan penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan penuh empati. Sikap ini akan memunculkan sikap kasih sayang, suka menolong, sehingga lingkungan anak akan merasa aman, nyaman, damai, dan tenteram.
Tidak hanya itu yang diperhatikan. Alangkah efektifnya jika disertai sikap komukasi yang baik. Keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif memungkinkan siswa untuk terlibat dalam diskusi yang bermanfaat. Dengan memiliki karakter ini anak akan mudah berinteraksi dengan orang lain dan bertukar pendapat tanpa ada perselisihan, bahkan bisa menambah pengetahuan dan belajar dengan orang di sekitarnya dimanapun dan kapan pun.
Selain itu anak juga harus memiliki sifat mandiri agar anak terbiasa untuk tidak bergantung pada orang lain. Manusia memang dilahirkan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan terhadap orang lain. Tapi alangkah bagusnya jika anak tumbuh tanpa mengandalkan orang lain, tapi berusaha dengan kemampuannya sendiri. Karena pada hakikatnya lingkungannya akan berubah seiring dengan berkembangnya usia dan tempat yang ditinggali. Kemampuan untuk mandiri dan belajar secara mandiri semakin diperlukan dalam konteks pendidikan global.
Karena anak akan tumbuh tidak bersama satu orang, tapi dia akan bertemu dengan banyak orang yang berbeda karakter. Sehingga ketika anak memiliki sikap mandiri, dia akan punya pendirian yang kuat dan tidak mudah goyah terhadap apa yang terjadi pada dirinya.
Pendidikan harus mempertimbangkan keberagaman sosial masyarakat untuk mencapai inklusi dan kesetaraan. Perlu adanya strategi yang efektif dalam menangani kesenjangan sosial dalam pendidikan, seperti akses menuju sekolah dan kualitas serta fasilitas sekolah. Termasuk juga kurikulum, harus mempersiapkan siswa dalam menghadapi perubahan global dan teknologi. Termasuk kemahiran kewirausahaan dan bahasa asing.
Kurikulum harus mempersiapkan siswa dalam menghadapi perubahan global dan teknologi, termasuk kemahiran kewirausahaan dan bahasa asing. Karena tujuan belajar semata-mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan tujuan kemakmuran dan kedamaian dalam bersosial dengan dibekali pengetahuan yang menyeluruh. Konten pendidikan harus mencerminkan nilai dan budaya lokal untuk memelihara identitas bangsa.
Dalam lingkungan masyarakat juga harus mendukung penuh program-program pemerintah dan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan memliliki beberapa sub yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan sekolah. Seperti meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan guru, memperbarui kurikulum pendidikan agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar kerja, memastikan kesetaraan akses pendidikan bagi semua anak bangsa, meningkatkan kualitas metode belajar mengajar dengan menerapkan metode yang lebih inovatif dan interaktif, melatih guru-guru agar lebih profesional dan kompeten dalam bidangnya, membangun kerjasama dengan pihak lain, seperti industri dan komunitas, untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Orang tua juga berperan penting dalam memberikan dukungan, motivasi, dan pemahaman kepada anak-anak terkait pentingnya pendidikan. Bahkan sampai disebutkan dalam hadist bahwa pendidikan paling utama terletak pada seorang ibu atau bisa kita sebut secara lingkungan adalah keluarga. Bagaimanapun anak akan lebih lama bersama keluarga dan tentu akan tumbuh sesuai dengan kebiasaan serta kebutuhan lingkungannya dan akan menjadi kebiasaan anak. Hal ini juga sangat berpengaruh pada pola pikir dan cara anak bersikap terhadap masalah yang dihadapi.
Oleh karena itu orang tua juga perlu dilengkapi dengan pengetahuan terkini dalam pendidikan untuk memberikan arahan yang efektif. Karena perkembangan zaman juga mempengaruhi pola penyampaian dan hasil yang akan kita dapatkan melalui pendidikan tersebut.
Dengan adanya membangun motivasi intrinsic, partisipasi aktif, memahami tujuan pendidikan, diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat belajar yang tulus, bukan hanya demi mengejar nilai dan ijazah, berani bertanya, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas secara mandiri untuk memperdalam pemahaman dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang ijazah, tapi tentang pengembangan diri, peningkatan ilmu pengetahuan, dan pembentukan karakter.dan dapat menjalin komunikasi yang terbuka dengan guru dan orang tua. (Diana Islamia, S. Pd, Guru Al Quran TK Islam Sabilillah Malang)