Atasi Limbah Rumah Tangga, Dosen UMM Beri Pelatihan Bagi PKK Kendalsari
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi isu krusial dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, terutama di tengah perkembangan perkotaan yang pesat, termasuk Kota Malang, Jawa Timur. Pada 2023, produksi sampah di Kota Malang sebanyak 778 ton per hari, produksi sampah per orang sebanyak 0,65 kg/orang/hari.


TELAH banyak tindakan yang dilakukan untuk pengelolaan sampah di Kota Malang. Di antaranya, penyediaan tempat sampah untuk rumah tangga, penyediaan tenaga pengangkut sampah dari berbagai instansi, tempat pembuangan sementara, tempat pembuangan akhir, dan sebagainya.
Namun tindakan-tindakan ini belum cukup untuk membuat pengelolaan sampah yang mengarah kepada Kota Malang yang bersih, sehat, ramah lingkungan, sedikit sampah, mendukung zero waste, dan mendukung green economy. Karena untuk mengatasi masalah sampah tidak cukup dibebankan kepada pemerintah. Perlu ada keterlibat berbagai pihak.
Melihat kondisi ini, tiga Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fithri Mufriantie, SP,MP, Jabal Tarik Ibrahim, dan Nur Ocvanny Amir, melakukan pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah limbah rumah tangga, kepada anggota PKK di Kendalsari, Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, belum lama ini. Mereka diberi pelatihan mengolah sampah organik, berupa kulit buah menjadi cairan eco enzyme.

“Kulit buah merupakan komponen sampah rumah tangga yang relatif banyak volumenya. Bobotnya menyulitkan pasukan kuning dalam pengangkutan ke tempat pembuangan sampah sementara, ” kata Fithri Mufriantie, belum lama ini.
Fentie —panggilan akrab Fithri Mufriantie— menambahkan, sampah sayur jika diolah menjadi eco enzyme, dapat lebih bermanfaat. Selanjutnya, eco enzyme yang berasal dari sampah kulit buah dapat digunakan untuk pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. “Kandungan enzimnya membantu proses dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat,” jelasnya.
Sementara itu, para anggota PKK di lingkungan Kendalsari, Kelurahan Tulusrejo, merespon positif kegiatan ini. “Selain menambah silaturrahmi, kami juga mendapat ilmu dan keterampilan baru dalam mengurangi jumlah sampah di lingkungan kami, ” kata Ny. Joko yang ikut menjadi peserta pelatihan.
“Selama ini, sampah kulit buah kami buang. Ternyata menurut Bu Fentie sampahnya dapat diolah menjadi eco enzyme dan bermanfaat. Bahkan bisa dijual. Di online shop saya lihat banyak juga yang jual,” imbuh Yayuk, yang juga ikut pelatihan seraya menambahkan bahan-bahan yang dipakai membuat eco enzyme di kegiatan ini antara lain kulit semangka, kulit nanas, kulit melon, kulit bengkoang, kulit jeruk, dan kulit pisang.
Setelah mendapat pelatihan, para peserta mendapat bantuan tong sampah dan contoh produk eco-enzyme yang sudah jadi. Sampah-sampah yang dijadikan praktek pelatihan saat ini terus dijaga dan akan dipanen pada tanggal yang telah disepakati, yaitu 90 hari. (div/mat)