23 Maret 2025

`

Di Masa Pandemi COVID, UB Tambah Dua Profesor

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Di masa pandemi COVID 19 ini, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, mengukuhkan dua profesor, Rabu (25/08/2021). Mereka, Dr. Ir.Budi Sugiarto Waloeya, MSP, (profesor bidang infrastruktur perkotaan) dan Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si. (profesor geofisika dalam mitigasi bencana alam).

 

 

Prof. Dr. Ir.Budi Sugiarto Waloeya, MSP.

PROF. BUDI merupakan profesor ke-16 di Fakultas Teknik (FT),  atau profesor  ke-283 dari seluruh profesor di UB.  Pada pemaparannya di depan senat, Prof. Budi membawakan orasi tentang “Pengukuran Tingkat Pelayanan Jalan Menggunakan Pendekatan Interaksi Model Tata Guna Lahan Jaringan Jalan.”

Menurutnya, model tersebut bisa digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan tata guna lahan yang sudah berada di batas harus dikendalikan karena menyebabkan pelayanan jalanan yang buruk. “Penggunaan jalan ini sangat masif di wilayah perkotaan. Namun sayangnya peningkatan infrastruktur, termasuk jalan raya, tidak sebanding dengan pertambahan penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan,” katanya.

Prof. Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si.

Budi menambahkan, kemacetan jalan  menjadi persoalan yang kerap  muncul di wilayah perkotaan. Titik kemacetan ini terutama di ruas jalan-jalan utama penghubung antar kota. Contohnya, di koridor jalan Surabaya (Waru) – Sidoarjo. “Koridor jalan ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan Jalan Waru – Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo dengan panjang jalan 29 km,” terangnya.

Perhitungan tingkat pelayanan koridor jalan Surabaya (Waru) – Sidoarjo menggunakan metode interaksi model tata guna lahan – jaringan jalan. Perhitungan tersebut mulai  pukul  08.00 – 09.00 WIB sampai 18.00 – 19.00 WIB. “Tingkat pelayanan jalan nilainya F.  Ini artinya,  koridor jalan dalam keadaan macet atau terjadi antrian yang panjang yang memperlambat laju kendaraan bermotor,” ujarnya.

Menurut Budi, pelayanan jalan yang buruk mestinya menjadi titik tolak pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan pengendalian pemanfaatan tata ruang dengan mengadakan pembatasan pengembangan untuk zona kawasan perdagangan dan jasa. Sementara untuk zona pengembangan kawasan industri untuk  koridor jalan yang mengalami  pelayanan yang buruk atau sering terjadi kemacetan.

Sementara itu,  Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si. (FMIPA)  merupakan profesor  ke-25 di Fakultas MIPA dan ke-197 profesor aktif serta ke-284 dari seluruh profesor di UB.

Di hadapan senat, Prof. Sunaryo memberikan pemaparan tentang Peranan Ilmu Geofisika Dalam Mitigasi Bencana Alam.  Menurutnya, Ilmu Geofisika merupakan alat untuk mengetahui informasi bawah permukaan bumi sehingga memegang peranan penting dalam pemecahan masalah kebencanaan, lingkungan,  dan eksplorasi.

“Ilmu Geofisika  ini layaknya ultra sono grafi (USG) bagi profesi seorang dokter,  karena sejatinya ilmu ini mengetahui kondisi bawah permukaan dengan bumi melalui pengukuran di permukaan bumi dengan menerapkan kaidah-kaidah ilmu fisika,” katanya.

Penggunaan ilmu geofisika pada kebencanaan bisa dilakukan mulai upaya mitigasi pra bencana. “Sayangnya, penanganan bencana di negeri kita  masih banyak dilakukan pada tahapan tanggap darurat dan rehabilitasi (paska bencana),” ujar Sunaryo.  (div/mat)