27 April 2024

`

Ciptakan Pelindung Smartphone Berbahan Buah, Mahasiswa UB Raih Emas di Malaysia

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Semakin meningkatnya teknologi dan mobilitas manusia, tidak terlepas dari alat komunikasi smartphone. Hal itu berbahaya bagi kesehatan, karena membawa sejumlah mikroorganisme patogen pada manusia.

 

Inilah lima mahasiswa Universitas Brawijaya yang berhasil Gold Medal dan Special Awards dari International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence di Malaysia. Mereka adalah M. Kiki Saputra (FP), Grandy Zovanca(FP), RevinYohanes Abraham (FP), Cynthia Ayu Dwi Lestari (FMIPA), dan Rininta Arifianingsih (FK).

 

KARENA itu, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat produk anti bakteri pada Smartphone. Produk itu berbahan dasar dari sari kelapa (Cocos Nucifera) dan Apel (Malusdomestica) ramah lingkungan. Namanya Protect Magic.

Inilah Protect Magic, produk mahasiswa UB yang sukses mendapatkan emas di Malaysia.

Karya inovatif itu, dibuat M. Kiki Saputra (FP), Grandy Zovanca(FP), RevinYohanes Abraham (FP), Cynthia Ayu Dwi Lestari (FMIPA), dan Rininta Arifianingsih (FK). Bahkan, Protect Magic meraih Gold Medal dan Special Awards dari International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence.

Tidak hanya itu, inovasi itu juga mendapat tawaran kerjasama pengembangan produk secara masal dari tiga investor. Ketiganya,  UPMSTEM, School of Education & Social Sciences, dan Leading Edge NDT Technology (LENDT) Industrial Technology Division.

Dalam ajang Asian Youth Innovation Awards (AYIA) – Malaysia Technology Expo (MTE 2019),  (21-23/02/2019) di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Protect Magic berhasil menyingkirkan 19 negara.

Dosen pembimbing, Afifuddin Latief Adijedjo SP., M.Sc., Ph.D, AFA Protect Magic berharap, produk tersebut dapat membawa manfaat bagi khalayak umum.

“Semoga bermanfaat bagi masyarakat, mengingat Smartphone tidak pernah lepas dari aktivitas masyarakat. Selain itu bisa menarik investor dan pengembang agar dapat bekerjasama untuk dapat diproduksi massal,” tuturnya. (ide)