Prihatin Kades Terjerat Korupsi, “Padepokan Cinta Tanah Air” Gelar Sekolah Desa
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Maraknya terjadi kasus korupsi oleh kades, membuat prihatin pada berbagai kalangan. Terkait hal tersebut, “Padepokan Cinta Tanah Air” sebuah Komunitas Pecinta Desa menggelar Sekolah Desa, memberikan edukasi kepada kepala desa beserta perangkat dalam mengelola keuangan desa.
“KAMI prihatin dan miris atas banyaknya kasus korupsi oleh kades. Karenanya kami mengadakan Pelatihan Keuangan Desa, berbasis Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,” tegas Pengasuh Padepokan Cinta Tanah Air, M Iksan.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka memberikan edukasi kepada kepala desa beserta perangkat dalam menggunakan anggaran maupun keuangan desa, sesuai aturan. Sekolah desa ini diinisiasi oleh Padepokan Cinta Tanah Air, Unira Malang, PC GP Ansor Kabupaten Malang dan Yayasan Satu Indonesia.
Tidak hanya kepala desa beserta perangkat desa se Kabupaten Malang mengikuti Sekolah Desa ini. Melainkan juga diikuti oleh mahasiswa, organisasi kepemudaan serta karang taruna. Event ini turut melibatkan tenaga Ahli Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa, M Iksan dan Fakhrul Riza.
Iksan mengungkapkan, pihaknya prihatin dengan maraknya kepala desa maupun perangkat desa yang terjerat kasus korupsi keuangan desa.
“Ada dua jenis kepala desa maupun perangkat sampai tersangkut korupsi. Pertama, tidak paham sistem maupun aturannya. Kedua, memang sengaja melakukan korupsi,” jelasnya.
Berlatar belakang masalah itu, pihaknya menggelar Sekolah Desa yang melibatkan seluruh komponen maupun pemangku kepentingan terkait keuangan desa. Selanjutnya dia berharap melalui Sekolah Desa yang diselenggarakan Padepokan Cinta Tanah Air ini, kepala desa maupun perangkatnya paham mengenai aturan dan mekanisme penggunaan keuangan desa.
Sekolah Desa ini membekali 40 aktivis perdesaan supaya bisa lebih berperan dalam membangun masyarakat desa, sehingga diharapkan menjadi desa mandiri dan gemilang. Giat Sekolah Desa ini dibuka oleh Kepala DPMD Kabupaten Malang, Suwaji MM dan dihantarkan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Satu Indonesia, Mohammad Iksan.
Hadir juga Rektor Unira Malang, Hasan Abadi, Wakil Direktur Program Pascasarjana UB, Fadhilah Putra, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Malang, Husnul Hakim Syaddad, dan Staf ahli Kemendagri RI.
Titik Temu Tiga Pihak
Inisiasi ini merupakan bukti kongkrit ada titik temu antara aktivis NGO’s dan masyarakat Kampus, yang diharapkan masing-masing punya peran yang diharapkan bisa mengakselerasi kemajuan desa. Unira Malang merasa penting kegiatan-kegiatan semacam ini, karena diharapkan kampus tidak menjadi entitas sendiri yang tercerabut dari akar masyarakat.
“Artinya tidak boleh lagi kampus hanya menjadi menara gading, yang bermewah-mewahan dengan teori, tetapi harus bisa membumi apa yang dipelajari di kampus, dan masyarakat desa khususnya bisa merasakan kehadiran dunia intelektual yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat,”tegas Hasan Abadi Rektor Unira Malang.
Pemerintah juga diharapkan selalu hadir dalam pengembangan masyarakat desa, karena pembangunan yang sesungguhnya itu mesti bertitik tolak dari desa. (hadi)