Pelestari Budaya : Cabut Keputusan Alih Fungsi Pendopo Kawedanan Singosari
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Masyarakat pelestari budaya Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menuntut Bupati Malang, HM. Sanusi, mencabut keputusan alih fungsi bangunan dan lingkungan sekitar eks Pendopo Kawedanan Singsoari —depan Pasar Singosari— menjadi Puskesmas.

PARA PELESTARI budaya yang melakukan aksi penolakan saat HUT Kemerdekaan RI ke-77, Rabu (17/08/2022) juga meminta kepada DPRD agar segera dibuatkan Peraturan Daerah (perda) tentang wilayah cagar budaya Kecamatan Singosari yang meliputi lingkungan eks Pendopo Kawedanan Singosari dan sekitar jalan Kartanegara.
KRT. Yusuf Tanoko, koordinator aksi, menjelaskan, alih fungsi Pendopo Pujisari (eks kawedanan) dan lingkungan sekitarnya menandakan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang tidak melakukan kajian yang komprehensif terlebih dahulu.

“Lingkungan bangunan pendopo ini bagi masyarakat Singosari merupakan tempat yang sangat bersejarah, salah satunya tempat berkumpulnya Laskar Hizbullah dan Sabilillah yang akan bertempur ke Surabaya yang dikenal dengan pertempuran 10 Nopember 1945,” jelasnya.
Yusuf menambahkan, begitu bersejarahnya lingkungan eks Pendopo Kawedanan Singosari, hingga Kodam V/Brawijaya sampai membuat monumen ‘Obor Perjuangan’ di halaman pendopo sebagai penanda awal mula berdirinya Batalyon Infanteri Kodam V/Brawijaya.
Belum lagi dengan adanya situs bersejarah lingga yoni yang ada di sisi tangga naik pendopo. Bahkan saat ini pun masih ada proses eskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Jawa Timur terhadap situs batu andesit yang terkubur persis di belakang bangunan pendopo.
“Dalam waktu dekat kami, para pelestari budaya Kecamatan Singosari, akan berkirim surat kepada DPRD Kabupaten Malang untuk menyatakan sikap dan mendesak Bupati Malang mencabut keputusannya itu. “Kami juga akan meminta DPRD agar membuat Perda tentang Kawasan Cagar Budaya untuk lingkungan Pendopo eks Kawedanan Singosari dan sekitar jalan Kartanegara. Karena sekitar jalan Kartanegara sekarang tetlihat kumuh akibat aktifitas ekonomi yang kurang tertata, ” pungkas Yusuf. (mak/mat)