Mahasiswa UB Temukan Alat Penghitung Benih Ikan
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, berhasil membuat piranti untuk menghitung benih ikan secara cepat, tepat, efektif, efisien, serta portable. Alat ini mengadaptasi artificial intelegence berbasis computer vision dengan memanfaatkan sensor optik, motion, dan segmentation yang diberi nama SOHIN.

LIMA mahasiswa FPIK dan FMIPA UB tersebut, Muhammad Lutfi Ardiansyah, Randy Cassandra Risnandar, Yasmin Azizah, Adynsyah Nanda Putra, dan Akmal Adnan Attamami. Kelimanya dibimbing dosen FPIK, Eko Sulkhani Yulianto S.Pi, M.Si
Menurut Muhammad Lutfi Ardiansyah, cara kerja alat ini adalah operator memasukkan benih Ikan bandeng atau nener beserta air kedalam SOHIN. “Selanjutnya nener akan melewati jalur inlet yang terbagi menjadi tiga kolom. Ketika nener melewati kamera, maka sensor optik akan menangkap gambar objek yang melewatinya,” katanya.
Lutfi menjelaskan, data visual tersebut kemudian dirubah menjadi data numerikal melalui serangkaian algoritma pemrograman. Data numerik yang telah diproses ditampilkan pada LCD. Setiap objek yang dihitung akan disimpan datanya. “Apabila jumlah objek yang diinginkan sudah mencapai target, maka secara otomatis program akan memerintahkan alat untuk menghentikan proses dan alat akan tertutup,” terangnya.
Keunggulan SOHIN adalah meminimalisir jumlah tenaga manusia, mempersingkat waktu, dan meningkatkan ketelitian kerja perhitungan benih ikan. “Kami berharap piranti ini dapat diproduksi secara massal sehingga bermanfaat bagi pembudidaya benih ikan di Indonesia,” harap Muhammad Lutfi Ardiansyah dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Selasa (13/07/2021).
SOHIN berhasil meraih penghargaan Gold Medal & Special Award Malaysia Innovation Invention and Creativity dalam ajang International Invention Competition For Young Moslem Scientists (IICYMS).
IICYMS merupakan suatu platform pembelajaran yang dikembangkan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) untuk mengembangkan talenta-talenta muda agar menjadi penemu yang produktif, kreatif, dan inovatif. Kegiatan ini diikuti 201 tim dari 17 negara, di antaranya Italia, Mesir, Indonesia, Malaysia, Turki, Jerman, Palestina, Qatar, dan India. (div/mat)