Mahasiswa UB Ciptakan VETCOM, Alat Pengawet Tahu
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, menciptakan VETCOM, teknologi pengawetan non-thermal untuk memperpanjang masa simpan tahu berbasis cold plasma.
MEREKA adalah, Graciella Amanda Situmorang (FTP), Nita Catur Wulandari (FTP), Sarah Aqila Luthfia (FT), dan Nanda Azizah Mardotillah (FT). Tim PKM Karsa Cipta tersebut di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP, MSi. Ph.D.
Ketua Tim, Fitri Zahrotun Nabila, menjelaskan, VETCOM mengaplikasikan mekanisme plasma dingin untuk memperpanjang masa simpan makanan dengan memanfaatkan ozon yang mampu mendegradasi bakteri.
“Teknologi plasma dingin ini menerapkan metode Dielectric Barrier Discharge (DBD), di mana arus listrik bertegangan tinggi mengalir ke elektroda DBD dan menghasilkan plasma dingin dari perbedaan potensial antara elektroda anoda dan elektroda katoda yang dipisahkan oleh isolator dielektrik akrilik dengan ketebalan 50 mm, sehingga terciptalah ionisasi plasma dingin,” jelas Fitri Zahrotun Nabila, Selasa (10/10/2023) siang.
Fitri menambahkan, tahu terpilih menjadi bahan untuk menguji VETCOM karena permasalahan utama dalam produksi tahu adalah masa simpan yang singkat. Karena tahu mengandung air sebanyak 80% dan kandungan protein yang cukup tinggi, sehingga menjadi tempat hidup yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
“VETCOM memiliki potensi scale up skala industri produsen tahu sebagai upaya mendukung program ketahanan pangan nasional untuk meningkatkan produksi pangan dan pemulihan ekonomi sehingga kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Teknologi plasma untuk pengawetan makanan merupakan solusi yang menarik untuk mempertahankan kualitas tahu dan merupakan teknologi yang menjanjikan untuk masa depan,” terangnya.
Tahu adalah salah satu produk olahan pangan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya produksi tahu, membuat produsen menghasilkan tahu dengan melewati proses pembuatan yang tidak memperhatikan kebersihan jdan SOP produksi bahan. Hal ini membuat tahu mengandung banyak bakteri. Kandungan air yang banyak dalam tahu dijadikan media perkembangbiakan bakteri dengan cepat, sehingga mempercepat tahu membusuk dan berjamur. (div/mat)