13 Desember 2024

`

Mahasiswa UB Bincang Kampus Merdeka Merdeka Dengan Presiden

3 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM-UB), Malang, Jawa Timur, angkatan 2018, Christian Doxa Hamasiah,  berkesempatan mengikuti Bincang Kampus Merdeka di Istana Negara bersama Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Selasa (15/06/2021).

 

Bincang Kampus Merdeka diikuti perwakilan mahasiswa, industri, dan rektor.

 

IA TERPILIH mewakili mahasiswa peserta Program Kampus Merdeka untuk menceritakan pengalamannya mengikuti program besutan Kemdikbud Ristek tersebut pada  Festival Kampus Merdeka.

Menteri Nadiem Makarim, Tessa Saraswati, Ayu Sabrina, Presiden Jokowi, Christian Doxa Hamasiah, dan Prof. Arief Satria. (kiri ke kanan)

Doxa —-sapaan akrab Christian Doxa Hamasiah—- pada kesempatan tersebut membagi pengalamannya selama menjadi peserta program Bangkit, yaitu salah satu model pembelajaran Kampus Merdeka yang berkolaborasi dengan Google. Ia mengikuti program tersebut selama satu semester. “Saat ini saya masih menjalani program tersebut dan sedang mengerjakan proyek akhir,” ceritanya di hadapan Presiden dan Mendikbud Ristek.

Pada program yang ia ikuti  itu, terdapat tiga jalur peminatan, yaitu android, cloud computing, dan machine learning. “Saya mengambil cloud computing dan diajar langsung oleh praktisi Google. Kami diajari prinsip dasar cloud, yaitu bagaimana membuat layanan web yang dapat berjalan dengan baik untuk banyak orang dengan cost seefisien mungkin. Karena jika tampilan web sudah bagus,  namun infrastruktur kurang,  akan mengurangi pengalaman dari penggunaan web atau aplikasi tersebut,” jelas mahasiswa Prodi Sistem Informasi angkatan 2018 ini.

Mahasiswa UB, Prodi Sistem Informasi angkatan 2018, Christian Doxa Hamasiah menceritakan pengalaman mengikuti program Kampus Merdeka di hadapan Presiden dan Mendikbud Ristek di Istana Merdeka.

Pada tahap akhir program ini, Doxa dan tim membuat project untuk UMKM dengan nama USAHAQ. Aplikasi tersebut diharapkan dapat membantu UMKM dengan melihat data dan kebiasaan UMKM dalam melakukan bisnis. “Sistem kami dapat memberikan keputusan strategis, seperti kapan waktunya restok, atau kapan barang ini harus dikurangi, sehingga bisnis bisa lebih lincah dan lebih efisen,” kata mahasiswa asal Jombang ini.

Selain Doxa, Bincang Kampus Merdeka ini juga diikuti perwakilan Kampus Mengajar, Ayu Sabrina dari UNDIP Semarang dan penerima beasiswa LPDP S2 di Yale University, Tessa Saraswati. Hadir pula perwakilan industri, yakni Co Founder dan CEO Tokopedia,  William Tanuwijaya dan Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, serta Ketua Forum Rektor Indonesia,  Prof. Arif Satria.

Menteri Nadiem Makarim menimpali pentingnya merdeka belajar bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia. “Perubahan global terjadi sangat cepat dan tidak terduga. Tantangan yang kita hadapi berbeda dengan apa yang dihadapi orang tua kita atau yang kita hadapi di masa lalu. Karena itu kita harus siap dan berani mencari cara-cara baru bersama-sama menghadapi tantangan dan mewujudkan visi dan misi SDM unggul,” katanya.

Nadiem berharap,  program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat memerdekakan kampus dari berbagai jenis sekat. Sekat antara akademis dan industri, riset dan pembelajaran, sekat antar fakultas, atau antar prodi. “Kita ingin menciptakan suatu sistem pendidikan tinggi yang berkolaborasi, tanpa ada dinding penyekat,” katanya.

Tidak hanya itu. Menteri juga berharap para dosen  keluar dari kampus untuk mendapat pengalaman dan membina mahasiswa yang mencari pengalaman kerja, pengalaman industri, dan di universitas lain. “Ini satu-satunya cara agar para lulusan mendapat kompetensi di dunia yang perubahannya semakin cepat,” tegasnya.

Menurutnya, bagaimana mempelajari kolaborasi kalau tidak belajar berkarya sebagai tim. Bagaimana mengerti kreativitas/kewirausahaan kalau tidak mengerjakan sesuatu dalam dunia nyata.  “Kita ingin semua mahasiswa kita bisa berenang ke lautan yang terbuka. Jangan di kolam renang. Harus pergi ke laut untuk melatih diri,” paparnya.

Di akhir diskusi ini Presiden Jokowi berharap gerakan MBKM ini menjadi percepatan atau penyiapan talenta Indonesia. “Ini merupakan strategi talent boosting yang harus didukung semua pihak. Ini bukan hanya pekerjaan Mas Menteri Mendikbud Ristek, tetapi kita semua kalau kita mau membangun negara menuju indonesia maju,” jelas Jokowi. (div/mat)