Mahasiswa PKM Polinema Ciptakan Alat Pengusir Hama Padi di Donowarih
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kelompok mahasiswa PKM Polinema meluncurkan sebuah inovasi yang dapat mengatasi masalah hama pada tanaman padi di Desa Donowarih, Kecamatan Katangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Namanya, TATAMI: Smart Repellent Sistem Anti Tiga Hama Padi Berbasis IoT dan Renewable Energy.
AMELIA Anggraini, mahasiswa Teknik Elektro, Program Studi D4 Jaringan Telekomunikasi Digital, Politeknik Negeri Malang, menjelaskan, Tim PKM yang diketuai Trio Prawiro Negoro, tersebut menciptakan teknologi ini sebagai solusi untuk mengatasi serangan hama tikus, wereng, dan burung pipit yang merusak tanaman padi di desa tersebut.
“Kami menciptakan teknologi inovatif bernama ‘TATAMI: Smart Repellent Sistem Anti Tiga Hama Padi Berbasis IoT dan Renewable Energy’ sebagai solusi konkret untuk mengatasi permasalahan serangan hama tikus, wereng, dan burung pipit yang merugikan hasil panen padi di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang,” katanya, Jumat (08/09/2023) siang.
Ketua Kelompok Tani Desa Donowarih, Suparno, mengungkapkan, serangan hama ini telah mengakibatkan penurunan hasil panen padi dari 8 kuintal menjadi hanya 6 kuintal setiap masa panen. Upaya yang selama ini dilakukan oleh kelompok tani ini meliputi penggunaan pestisida kimia dan cara mekanis berupa pemasangan perangkap tikus, pemasangan orang-orangan di tengah sawah, serta membuat patok-patok kayu yang tersebar di seluruh kawasan sawah yang dihubungkan menggunakan tali. Biasanya diikatkan dengan kaleng bekas. Namun, metode ini dianggap kurang efektif dan berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan.
Amelia Anggraini, menjelaskan, inovasi TATAMI terdiri dari lampu UV yang dilengkapi jaring perekat yang berfungsi untuk memerangkap wereng, serta speaker tweeter dengan frekuensi berbeda untuk mengusir tikus dan burung pipit. Teknologi ini juga terhubung dengan Internet of Things (IoT), sehingga memungkinkan petani untuk mengendalikan perangkat dari jarak jauh melalui aplikasi TATAMI. Selain itu, TATAMI juga menggunakan panel surya sebagai sumber energi, sehingga dapat beroperasi secara mandiri dan berkelanjutan tanpa memerlukan pasokan listrik konvensional.
“Suparno menyambut baik inovasi ini dan yakin TATAMI akan memberikan dampak positif pada hasil panen dan pendapatan petani. Tim PKM Polinema telah membuktikan bahwa pengetahuan dan teknologi dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat,” katanya seraya menambahkan, Tim PKM ini beranggotakan Trio Prawiro Negoro, Amelia Anggraini, Rifan Tri Wahyudi Septian Lanjar, dan M. Yazid Arkazi. Mereka dibimbing Septriandi Wira Yoga, ST, MT. (bri/mat)