Hampir 4 Jam Anggota TNI dan PMI Bujuk Osep Turun dari Tower 72 Meter
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Upaya penyelamatan Yosef Saikun (43), warga Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang mencoba melakukan bunuh diri dengan memanjat tower Base Transceiver Station (BTS) di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (07/11/2018) ternyata tidak berjalan mudah.

YOSEF Saikun alias Osep diketahui warga sudah berada di atas tower BTS sejak pagi hari. Sontak, kejadian tersebut menggegerkan warga Jalan Leces, Dusun Sonosari, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji. Takut terjadi aksi nekat dari Osep, warga melapor ke Polsek Pakisaji, yang kemudian segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PMI Kabupaten Malang serta Kodim 0818 Malang – Batu.
Mendapat laporan dan permintaan evakuasi, PMI Kabupaten Malang langsung mempersiapkan personil dan peralatan evakuasi untuk teknik vertical resque, karena pelaku percobaan bunuh diri berada di atas ketinggian 72 meter. “Awalnya kita sempat mengira pelaku adalah orang gila. Perlakukan upaya penyelamatannya kan beda,” terang relawan PMI Kabupaten Malang, Puji Handoyo saat mempersiapkan peralatan.
Setelah personil lengkap, dan peralatan siap, dengan menggunakan mobil ambulance, lima orang relawan PMI Kabupaten Malang di bawah koordinasi Chusnul Huda Andi Rahmawan. Sesampai di lokasi kejadian, beberapa personil Polisi dari Polsek Pakisaji dan anggota Kodim 0818 Kabupaten Malang – Batu, serta potensi SAR masyarakat lainnya, sudah bersiap melakukan pertolongan.
Sekitar pukul 09.30 WIB, upaya evakuasi Osep mulai dilakukan. Bertindak sebagai resquer adalah Sertu Sugiono ‘Gendon’ dari Kodim 0818 dan Rusdianto ‘Gatot’ yang merupakan relawan PMI Kabupaten Malang.
Mengenakan body harness, dan membawa tali kernmantel, Gatot sebagai leader naik terlebih dahulu, disusul oleh Sertu ‘Gendon’.
Teryata untuk membujuk Yosef, bapak empat orang anak untuk mau turun, bukan perkara mudah. “Begitu saya naik, dan saya ajak bicara, respon survivor (orang yang mencoba bunuh diri) baik,” terang Gatot, usai melakukan proses evakuasi.
Mengetahui Osep bersikap koopreatif, Gatot memberi tanda agar Sertu Sugiono naik menyusulnya. “Begitu saya mencapai pelaku, tindakan pengamanan yang pertama saya lakukan adalah mengikat tubuhnya dengan tali,” papar anggota Kodim 0818.
Merasa mendapat ‘teman’ Osep langsung saja curhat kepada Gatot dan Gendon. “Setelah ngobrol sebentar, dia langsung curhat mas,”cetus Gatot.
Dari curhatannya, motif Yosef nekat melakukan upaya bunuh diri, karena isterinya meminta cerai, dan dia dilarang menemui isteri dan anaknya oleh sang mertua. Merasa galau, sopir mobil sewaan ini nekat memanjat tower BTS setinggi 72 meter untuk mencoba bunuh diri. “Kalau pengakuannya, dia sejak pagi sudah berada di pucuk tower,” kata Gatot.
Setelah melakukan ‘sesi’ curhat, Gendon dan Gatot membujuk Yosef agar bersedia turun. Alih-alih segera menuruti saran resquernya, Osep malah meminta agar isteri dan anak perempuanya didatangkan.
“Kami terus membujuknya, sambil menjaga agar Yosef tidak nekat melompat, sampai akhirnya kami bertiga kehausan, dan terpaksa satu gelas air mineral kami bagi bertiga,”cerita Gatot sambil disambut tawa oleh Gendon. “Padahal , biasanya, saya selalu membawa air mineral, tapi kelupaan pas saya mau naik,” sambung Sertu Sugiono sembari terkekeh.
Untuk membujuk Yosef agar segera mengakhiri aksi nekatnya butuh kesabaran ekstra. “Kami berkali-kali membujuknya, tapi tetap tidak mau turun. Dia meminta ketemu anak dan isterinya. Padahal kondisi di atas sangat panas,”jelas Sugiono.
Melalui koordinasi dengan radio genggam dan ponsel, permintaan Yosef disampaikan kepada para petugas yang berada di bawah. Demi menuruti keinginan Yosef, Muspika Pakisaji berusaha mendatangkan keluarga pelaku percobaan bunuh diri. Suasana mengharu biru tak bisa terelakan saat anak lelaki Osep dari isteri pertama, sembari menangis membujuk hati sang bapak agar mau turun.
Entah apa yang ada dipikiran Yosef, bukannya luluh, lelaki yang dikenal suka mabuk ini tetap bersikukuh agar isteri keduanya beserta anak perempuannya didatangkan.
Melihat sikap keras kepala survivor dan kondisi cuaca yang mulai mendung, kesabaran kedua resquer semakin menipis. “Kami lihat mendung sudah mulai pekat, sedangkan dia (Yosef-red) masih keras kepala, kalau sampai hujan dan kita masih di atas tower, akan sangat berbahaya,”kata Sugiono.
Setelah segala bujuk rayu tak lagi mempan, ditambah rasa cemas semakin menebal, tidak ada jalan lain, sedikit paksaan akhirnya ditempuh Gendon dan Gatot untuk membawa Yosef turun. Dibentak oleh kedua ‘penyelamatnya’ ternyata membuat ciut nyali Yosef Saikun.
Dikawal oleh anggota Kodim 0818 dan relawan PMI, warga Medalanwangi yang hampir celaka ini akhirnya turun dari ketinggian 72 meter. Begitu sampai di bawah, hujan deras langsung mengguyur. Langit seolah menunggu ketiganya menyentuh tanah untuk segera menumpahkan airnya.
“Untuk memastikan kesehatannya, survivor kami bawa ke Puskesmas Wagir,”pungkas Kasi Administrasi PMI Kabupaten Malang, CH Andi Rahmawan. Seiring derasnya hujan yang turun seolah menandai berakhirnya proses evakuasi Osep yang berjalan dramatik. (diy)