Gus Miftah Ajak Maba Unisma Cintai NKRI, Jauhi Radikalisme
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM- Sejumlah mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, mengikuti bimbingan akhlak, keagamaan, pengetahuan, tauhid, etika bergaul di kampus, etika kepada dosen, cara berbusana, dan sebagainya melalui program halaqoh diniyah, Kamis (15/09/2022) siang.
TIDAK hanya itu. Melalui kegiatan ini panitia juga akan melakukan pemetaan pada maba yang belum bisa membaca Al Quran untuk selanjutnya dibantu belajar membaca. Tapi kegiatan ini akan dilakukan setelah Oshika (Orientasi Kehidupan Kampus) selesai.
Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) hadir menyampaikan orasi kebangsaan di hadapan sejumlah mahasiswa dan dosen Unisma saat halaqoh diniyah tersebut.
Mengusung tema “Meneguhkan Islam Rahmatan Lil Alamin di Perguruan Tinggi Menuju Generasi Emas Indonesia” Gus Miftah menjelaskan, beberapa waktu lalu ia mendapat undangan ceramah dari Presiden RI (Joko Widodo) di acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). “Selepas acara, presiden memanggil saya. Beliau berpesan perihal mengamflikasi kajian kebangsaan moderasi beragama di kampus dan sekolah di Jawa Timur,” katanya.
Sebab, masih kata Gus Miftah, melalui beberapa survei, 37 persen pelajar dan mahasiswa di Jawa Timur terpapar paham radikalisme dan intoleransi. Sehingga ia berharap dengan pertemuan yang singkat ini dapat mengajak seluruh elemen masyarakat Unisma menjadi kampus yang benar-benar yang moderat, yang menganut paham tawasut dan wasatiah untuk merawat kebhinekaan dan menjaga keutuhan NKRI.
Bagi Pengasuh Ponpes Ora Aji ini, cara untuk lebih mencintai bangsa dan negara ini sederhana. “Anak-anak muda khususnya, kedepankan sikap toleran, saling menghormati, menghargai, dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai informasi dan pemahaman yang mudah menimbulkan konflik,”katanya.
Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, Msi, menyebut, orasi kebangsaan ini adalah serangkaian acara halaqoh diniyah. “Halaqoh diniyah adalah program bimbingan akhlak, keagamaan, pengetahuan, tauhid hingga etika bergaul di lingkungan kampus. Melalui kegiatan tersebut para maba diberikan materi etika kepada guru dan dosen, cara berbusana, dan sebagainya,” katanya. (div/mat)