8 Oktober 2024

`

Cegah Banjir, Bupati Sanusi Himbau Warga Ngantang Tidak Tebang Pohon

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Bupati Malang, HM Sanusi, menghimbau masyarakat di seputaran lereng Gunung Kelud di kawasan Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, agar tidak memotong pohon sembarangan. Sebab, dampaknya bisa terjadi banjir bandang, seperti yang terjadi Kamis (13/04/2023) siang.

 

Bupati Malang, HM Sanusi, meninjau Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang terdampak banjir bandang, Senin (17/04/2023) petang.

 

AKIBAT  banjir  bandang  yang  terjadi di Dusun Genteng, Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, tersebut, sejumlah fasilitas umum  rusak parah.  Seperti kamar mandi mushala terendam lumpur bercampur kayu batangan sedalam kurang lebih 10 meter,  jaringan air bersih terputus.  Selain itu sawah dan kebun jeruk milik warga seluas 2 hektar tertimbun material banjir dengan ketinggian kurang lebih 2 meter.

Bupati Malang, HM Sanusi, menyerahkan bantuan kepada warga Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang terdampak banjir bandang, Senin (17/04/2023) petang.

“Kurangi pemotongan pohon, karena dampaknya  bisa terjadi  longsor atau banjir seperti ini.  Mudah- mudahan tidak ada lagi musibah seperti ini di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang,”  kata Bupati Malang  saat meninjau lokasi banjir bandang bersama  Dandim  0818/Kabupaten Malang – Kota Batu,  Letkol Inf Taufik Hidayat,  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, M Nur Fuad Fauzi, dan sejumlah pejabat lainnya,  Senin (17/04/2023) petang.

Bupati  Sanusi yang turun ke lokasi sambil mengirim bantuan ini juga  menghimbau masyarakat agar tidak ada yang  memotong pohon di sepadan sungai, karena bisa menimbulkan bencana.  Dia juga  menghimbau kepala desa untuk menindak siapa pun warga desa yang memotong pohon sembarangan.  “Dan yang paling penting yang harus dilakukan masyarakat adalah menjaga hutan. Sebab menangani bencana dan menanggulangi dampak dari resiko bencana merupakan tanggung jawab semua pihak,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ngantru, Setyo Budi, mengatakan,  banjir bandang kali ini merupakan yang ketiga kalinya.  “Dan, ini  yang terparah.  Sebelumnya banjir parah terjadi pada 2010 dan 2021.  Tapi banjir yang ketiga kalinya ini  10 kali lipat lebih besar dari pada  yang terjadi sebelumnya. Penyebabnya, mungkin material yang  dari kawasan hutan sekitar Gunung Kelud longsor,  karena tidak ada pijakan, sehingga menjadi bendungan  alam. Saat hujan deras akhirnya terbawa arus sungai sampai sini,” jelasnya.

Seperti diketahui, banjir bandang  yang menimpa  Dusun Genteng, Desa Ngantru, Kecamatan  Ngantang,  Kamis (13/04/2023) lalu, membawa material lumpur, kayu, bambu, batu  merendam sawah dan kebun jeruk milik warga sekitar  2 hektar, dengan  ketinggian kurang lebih 2 meter. Selain itu, banjir juga menyebabkan aliran air di Sungai Talang tersumbat material kayu dan bambu yang menumpuk terbawa banjir bandang. Namun demikian dalam peristiwa tersebut tidak ditemukan korban jiwa. (bri/mat)