15 Desember 2024

`

Bupati Sanusi Lakukan Inovasi Pangan Berbasis Kearikan Lokal

2 min read

JAKARTA, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kabupaten Malang, Jawa Timur, memiliki topografi yang dikelilingi pegunungan dan laut. Kondisi ini sangat mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, dan perikanan.

 

Bupati Malang HM. Sanusi (tengah) diapit Tim Juri AK PWI Pusat (Agus Dermawan T, Yusuf Susilo Hartono, Nungki Kusumastuti, Atal S. Depari, dan Ninok Leksono). (foto: Malik)

 

“BAHAN pangan merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung kehidupan manusia. Hal ini menempati urutan pertama dalam kebutuhan pokok manusia,” kata  Bupati Malang, HM Sanusi saat presentasi di depan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 di Kantor PWI Pusat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Bupati Malang HM Sanusi pemaparan di depan Tim Juri AK PWI Pusat, membawa serta hasil bumi dan produk olahan. (foto: Malik).

Saat presentasi Bupati Sanusi membawa sejumlah hasil produk pangan. Seperti alpukat, kopi, bawang merah, olahan ikan tuna, dan hasil pangan lainnya. Hal ini membuat ruang rapat PWI Pusat  menjelma jadi pasar pertanian.

Atas presentasi ini, Tim Juri yang terdiri dari Yusuf Susilo Hartono (Ketua Tim Juri/wartawan budaya), Agus Dermawan T (pengamat kebudayaan dan seni), Atal S. Depari (Ketua PWI Pusat), Dr. Ninok Leksono (wartawan senior/Rektor Universitas Multimedia Nusantara), dan Dr. Nungki Kusumastuti (Dosen IKJ, penari, artis film dan sinetron), memutuskan  Bupati Malang terpilih menjadi salah satu penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 bersama 10 bupati/wali kota se Indonesia.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang  ini melakukan inovasi dan menciptakan program unggulan yang bertujuan untuk kesejahteraan penduduk Kabupaten Malang yang kini berjumlah 2.611.907 jiwa. “Pemerintah Kabupaten Malang melakukan penelitian dan pengembangan pangan secara terus-menerus  dengan menggandeng lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pelaku usaha pangan, dan masyarakat,” katanya.

Bupati Malang HM.Sanusi (foto: Malik)

Dia menambahkan, inovasi pangan dilakukan berbasis kearifan lokal dan informasi global. Hasilnya luar biasa. Dari kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi ini muncul sejumlah komoditas unggulan dalam bidang pertanian, peternakan, dan  perikanan,

Menurutnya, Kabupaten  Malang kini memiliki 13 komoditas unggulan yang diekspor ke luar negeri. Seperti, cabai rawit dikirim ke Malaysia dan Singapura. Manggis ke Cina. Singkong beku ke Belanda, Amerika Selatan, Arab Saudi, dan Jerman. Sayur ke Cina dan Taiwan. Pakan ternak ke Brunei Darussalam.

“Kami mempunyai program unggulan untuk pisang sehingga bisa diekspor ke Hongkong. Ada pisang Sang Mulyo yang  mempunyai berat per tandan 55 – 70 kg. Jumlah sisirnya  17 sampai 21 sisir. Pisang Sang Mulyo akan menjadi salah satu varietas dalam pengembangan pisang 1 juta batang di Indonesia yang benihnya diproduksi melalui kultur jaringan atau pecah bonggol. Pisang Sang Mulyo Malang ini menarik perhatian Presiden Joko Widodo,” tutur Bupati Sanusi.

Program unggulan lainnya adalah alpukat. Saat ini Kabupaten Malang  memiliki lahan alpukat sekitar 6.992 hektare. “Satu buah alpukat beratnya bisa mencapai dua kilogram. Alpukat ini telah mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah  Indar Parawansa,” tuturnya.

Di bidang peternakan, Bupati Sanusi memperkenalkan program Intan Berpatri Emas (Inseminasi Buatan Beranak Empat Ratus Ribu Ekor Masyarakat Sejahtera). Tujuan  program ini, percepatan peningkatan populasi ternak sapi melalui kawin suntik (inseminasi buatan), meningkatkan nilai jual ternak dan pendapatan, serta kesejahteraan peternak. (mat)