Anggota PKK Tulusrejo Daur Ulang Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tingginya konsumsi minyak goreng di Indonesia menyebabkan produksi minyak jelantah (minyak sisa penggorengan yang dihasilkan setelah tiga kali penggorengan), cukup besar. Di Indonesia, jumlah minyak jelantah yang dihasilkan rumah tangga tahun 2022 sebanyak 305.000 ton atau 335,5 juta liter.

JUMLAH minyak jelantah yang dihasilkan hotel dan restoran diperkirakan 1,5 juta ton atau 1,65 miliar liter. Jumlah minyak jelantah yang sangat banyak ini, jika dibiarkan akan terus menghitam dan menjadi limbah sehingga merusak lingkungan dan dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Minyak jelantah ini menjadi pencemar lingkungan saat dibuang di saluran drainase, menimbulkan bau menyengat yang tidak enak, dan membuat pemandangan yang menjijikkan. Jika terus dipakai menggoreng, makanan yang dikonsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga mudah menimbulkan plak di saluran darah, selanjutnya menimbulkan kenaikan tensi darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Melihat kondisi ini, tiga dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang terdiri dari Fithri Mufriantie,SP, MP, Prof. Jabal Tarik Ibrahim, dan Nur Ocvanny Amir, SP, MP, melatih ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK RT 04/RW 09 Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, mendaur ulang minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi, Minggu (29/10/2023) di lingkungan RT setempat.
Puluhan ibu-ibu antusias mengikuti pelatihan. Bahkan ada di antara mereka yang membawa beberapa liter minyak jelantah dari rumah. Peserta pelatihan menyambut positif karena selama ini minyak jelantah dibuang dan menimbulkan masalah tersendiri di dapur dan lingkungan. Ibu-ibu itu bahkan berharap dapat mengubah limbah menjadi berkah.
Pembuatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi sangat mudah dilakukan dalam skala industri rumah tangga. Karena cukup menggunakan peralatan kompor kecil, panci, eros, dan sendok. Bahan yang digunakan juga tersedia di Kota Malang. Seperti parafin, gelas kaca, benang kasur, krayon warna, aroma terapi (essential oil), dan sejumlah minyak jelantah.
Cara membuatnya sangat gampang. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, nyalakan kompor, letakkan panci di atasnya, masukkan minyak jelantah (misalnya 100 ml), pakai api kecil, kemudian masukkan paraffin (100 gr), biarkan cair dan menyatu dengan minyak, aduk sampai campuran rata. Masukkan serpihan krayon (warna sesuai kesukaan), aduk sampai rata. Jika sudah rata matikan kompor. Teteskan aroma terapi (essential oil) sesuai kebutuhan, aduk sampai rata.
Siapkan gelas cetakan yang sudah berisi sumbu lilin di tengahnya (supaya lurus diikat dengan tusuk gigi yang ditaruh di atas gelas). Masukkan campuran lilin cair ke dalam gelas cetakan yang sudah terisi sumbu. Biarkan lilin dalam gelas mengeras (± 3 jam), setelah itu lilin aromaterapi siap digunakan.
Menurut Fithri Mufriantie, Ketua Pelaksana Pelatihan, pelatihan yang dilaksanakan di awal musim penghujan ini sangat pas waktunya karena karya pelatihan dibawa ke rumah masing-masing untuk jaga-jaga saat terjadi pemadaman listrik. (div/mat)