13 Februari 2025

`

1.007 Peserta Berebut Kursi Kedokteran dan Farmasi UMM

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Sebanyak 1.007 calon mahasiswa baru mengikuti seleksi masuk Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, untuk memperebutkan 150 kursi. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) digelar dua gelombang, 27 – 30 Mei serta 9 – 11 Juni 2021.

 

Sebanyak 1.007 calon mahasiswa baru mengikuti seleksi masuk Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.

 

KEPALA Unit Pelayanan Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru (UPT PMB) UMM, Dr. Saiman, MSi, menuturkan, sebanyak 1.007 pendaftar ini mengikuti UTBK gelombang pertama. Pelaksanaannya akan lebih diperketat, baik dalam hal protokol kesehatan maupun keamanan untuk mengantisipasi kecurangan.

Peserta UTBK Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) harus menjalankan protokol kesehatan.

“Dalam hal protokol kesehatan, peserta diminta untuk mengganti masker lama dengan masker baru yang sudah kami siapkan. Sedangkan jumlah peserta dalam satu ruangan juga dibatasi, hanya 13 – 15 orang saja. Begitu pula dengan handsanitizer serta sarung tangan bagi pengawas ujian, juga harus dipakai, ” terang Saiman, Sabtu (29/05/2021) siang.

Sementara dari sisi keamanan, masih kata Saiman, panitia sudah menyiapkan sekuriti bekerjasama dengan kepolisian. Keduanya akan memeriksa ruangan serta para peserta demi kelancaran UTBK. “Kami juga sudah menyiapkan metal detector yang akan digunakan sesaat sebelum ujian dimulai. Panitia juga sudah menyiapkan bus dan mobil untuk kepentingan peserta ujian untuk berjaga-jaga ketika hujan turun sehingga tidak menghambat pelaksanaan UTBK,” katanya.

Salah satu peserta UTBK Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), tengah mengerjakan soal-soal ujian.

Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si, Wakil Rektor I UMM menjelaskan, model pelaksanaan UTBK ini telah mengikuti prokes. Ujian berbasis komputer ini juga khusus dilangsungkan untuk menyeleksi calon mahasiswa kedokteran dan farmasi. “Sementara jurusan lainnya memiliki sistem yang berbeda. Baik melalui prestasi akademik maupun non akademik  serta hasil rapot,” tuturnya.

Syamsul juga mengatakan, proses seleksi jurusan kedokteran, dilaksanakan dengan ketat. Hal itu tidak lepas dari ketentuan pusat yang membatasi kuota mahasiswa sebanyak 150 mahasiswa saja untuk mahasiswa kedokteran. Ia juga mengapresiasi usaha dari tim teknisi dan soal yang sudah bekerja semaksimal mungkin demi kelancaran UTBK.

“Soal dan sistem yang sudah disusun sedemikian rupa insyaallah bisa meminimalisir kecurangan dan kemungkinan adanya joki. Jadi bisa dipastikan aman dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Syamsul.  (div/mat)