20 April 2024

`

PSIF UMM: Prophetic Parenting, Mendidik Anak di Era 4.0

2 min read

SURABAYA,TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pendidikan pertama bagi seorang anak adalah dari keluarga, utamanya orangtua. Maka dari itu parenting menjadi ilmu penting untuk mendidik dan mengasuh seorang anak. Berangkat dari pemahaman itu, Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar kajian rutin dengan membahas tema “Prophetic Parenting, Mendidik Anak di Era 4.0”. Agenda yang mengundang Dr. Nurul Zuriah, M.Si, sebagai pemateri tersebut dilangsungkan pada Sabtu (20/3/2021) melalui platform Zoom dan kanal Youtube.

 

Kajian rutin PSIF UMM dengan tema “Prophetic Parenting, Mendidik Anak di Era 4.0”.

 

DALAM penjelasannya, Nurul mengatakan bahwa parenting adalah model atau sistem pengasuhan anak yang dilakukan oleh orangtua. Sedangkan istilah prophetic dijelaskan sebagai sifat kenabian yang dimiliki oleh Nabi. Jika digabungkan, prophetic parenting bisa dipahami model pengasuhan anak versi Rasulullah SAW. Metode ini adalah sebuah model pendidikan anak yang sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga menjadikan Nabi sebagai suri tauladan bagi anak.

Dr. Nurul Zuriah, M.Si.

“Kepribadian Rasulullah akan menjadi contoh yang ideal bagi tumbuh ke,bang anak. Mereka akan mengikuti segala hal baik yang Rasulullah ajarkan dan lakukan,” jelasnya lebih lanjut.

Ketua Divisi Penelitian Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) UMM ini melanjutkan bahwa pendidikan anak harus sesuai dengan zamannya. Melihat banyak digitalisasi di berbagai sektor, maka orangtua harus menyesuaikan diri dengan tetap memegang teguh kebaikan. “Sekarang adalah zaman digital, di mana  hampir semua informasi dan kebutuhan bisa dengan mudah didapatkan melalui gawai ataupun alat elektronik lain. Nah, tinggal bagaimana para ayah dan ibu bisa memanfaatkannya dengan sekreatif mungkin,” tutur Dosen FKIP UMM tersebut.

Selain memanfaatkan teknologi, Nurul juga menyebutkan pesan Rasullah terkait metode dalam mendidik anak. Ada enam cara yang bisa dilakukan oleh para orangtua. Pertama adalah teladan dan meneladani. Adapula metode pembiasaan kepada anak. Mereka dibiasakan untuk melakukan hal-hal baik di setiap hari. Kemudian memberikan nasehat-nasehat kepada anak agar tetap di jalan yang benar.

Lebih lanjut, Nurul menyebutkan metode yang keempat, yakni perhatian. Anak tentu harus diperhatikan dengan semaksimal mungkin. Nantinya, perhatian tersebut akan memudahkan mereka dalam menjalankan kebiasaan baik. Cara yang kelima adalah hukuman yang harus digunakan di waktu yang tepat. “Orangtua juga jangan menghukum dengan perasaan marah. Selalu lemah lembut agar anak tidak tertekan dan bisa menyadari kesalahannya,” tambah Nurul.

Kemudian metode terakhir adalah memberikan kisah-kisah. Dalam paparannya, Nurul menuturkan bahwa metode kisah ini punya peran penting karena anak-anak memerlukan cerita-cerita teladan yang menginspirasi mereka. “Enam metode yang sudah disebutkan merupakan anjuran dari Rasulullah. InsyaAllah para orangtua akan diberi kemudahan dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan menggunakan cara-cara ini,” pungkasnya memberikan penjelasan. (M abd. rahman rozzi/januar tri wahyudi/mat)