28 Maret 2024

`

Perempuan Bersanggul Gelar Wilujengan Suro Pungkasan

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa, dianggap sebagai bulan istimewa, bulan yang sakral, dan suci. Bulan ini dianggap waktu yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, introspeksi, serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nasional (PBN) menyelenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan di Kediamana Maharani Kahar, penyanyi pop nasional, di Songgoriti, Kota Batu, belum lama ini.

 

BANYAK hal yang dilakukan masyarakat Jawa di bulan ini. Umumnya, pada awal tahun (malam satu Suro) dilakukan berbagai kegiatan yang dilakukan. Bahkan mulai hari pertama sampai hari kesepuluh pun berbagai kegiatan digelar. Seperti Sabtu, 4 September 2021, lalu, Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nasional (PBN) menyelenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan di kediaman Maharani Kahar,  penyanyi pop nasional, di  Songgoriti,  Kota Batu.

Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nasional (PBN) menyelenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan di Kediamana Maharani Kahar, penyanyi pop nasional, di Songgoriti, Kota Batu, belum lama ini.

Tujuannya, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, memanjatkan doa-doa keselamatan agar terhindar dari mongso pageblug dan dijauhkan dari pandemi COVID-19.

Wibie Mahardika Suryomentaram, budayawan dari Malang, mengatakan, bulan Suro merupakan bulan untuk mawas diri, sekaligus bulan berbagi untuk kebersamaan dalam keragaman. “Kalau kita bersama- sama dalam keragaman, membangun kesadaran, niscaya segala macam gangguan, godaan, pagebluk dan lain sebagainya, akan sirna dengan sendirinya,” katanya.

Para peserta Wilujengan Suro Pungkasan, makan bersama di Songgoriti, Kota Batu.

Ries Handana, Ketua Perempuan Bersanggul Nasional, mengatakan, acara wilujengan Suro Pungkasan ini  sengaja ditempatkan di Batu dengan alasan, Kota Batu merupakan dataran tinggi, sebagai penanda bahwa semaksimal mungkin meninggikan doa-doa,  momohon keselamatan,  dan meminta berkah pada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Ries Handana, Perempuan Bersanggul Nasional akan senantiasa melakukan gerakan-gerakan budaya. “Tujuannya,  turut serta melestarikan tradisi leluhur bangsa. Saat ini PBN mempunyai 18 cabang,  tersebar di seluruh nusantara, dan 3 cabang di luar negeri. Ini murni gerakan pelestarian busana nusantara yang masuk dalam kategori objek pemajuan kebudayaan nasional,” terangnya.

Sementara itu, Wilujengan Suro Pungkasan di kediaman Maharani Kahar, berlangsung meriah.  Sebelum makan bersama dengan nasi kembul bojono, acara didoakan dengan mantra-mantra oleh Ki Demang, penggagas Kampung Budaya Polowijen, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang,  lengkap dengan ubo rampe dan bubur suro pungkasan.

Acara juga dihibur dengan lagu-lagu keroncong oleh Artis lawas asli Batu,  Maharani Kahar  serta beberapa artis lainnya,  seperti Intan Hapsari Putri (div/mat)