Waspadai Puncak Dingin di Agustus dan September
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Beberapa hari terakhir ini, sejumlah warga di beberapa belahan Indonesia, termasuk di Malang, Jawa Timur, merasakan suhu udara lebih dingin daripada biasanya, pada malam hingga pagi hari. Namun hawa dingin ini belum seberapa. Karena, pada Agustus dan September 2024 akan ada puncak dingin.
MELANSIR laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda, suhu udara mencapai 15 derajat celsius pada Senin – Selasa, 16-17 Juli 2024. Sedangkan suhu pada siang hari mencapai 27 derajat celsius, dengan kelembapan udara antara 75 persen hingga 90 persen.
Malang Raya juga diperkirakan tidak mengalami hujan sepanjang pekan ini. Di mana sinar matahari dilepaskan langsung ke atas, sehingga menyebabkan udara terasa dingin meski musim kemarau.
Pety Yuliana Sari, S.Tr, Forecaster Stasiun Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Jatim) dalam pernyataan tertulisnya menjabarkan, hawa sejuk ini masih belum seberapa. “Akan ada puncak dingin di Agustus dan September. Fenomena seperti ini fenomena normal. Warga biasa menyebutnya sebagai bediding yang terjadi pada musim kemarau,” bebernya.
Dengan demikian, masyarakat dihimbau agar rajin menjaga kesehatan tubuh supaya tidak dehidrasi. “Caranya, minum air putih yang cukup. Walaupun tidak merasa haus, namun harus tetap mengkonsumsi air putih. Selain itu, saat hendak keluar ruangan, diupayakan menggunakan pelindung kulit, seperti sunblock. Walaupun dingin, tetapi sinar radiasi ultraviolet (UV) tetap menyengat,” jelas Pety Yuliana Sari.
Pety menambahkan, durasi kemarau diperkirakan empat sampai lima bulan. Pada tahun ini pula diperkirakan mengalami La Nina. Berbeda dengan tahun kemarin yang mengalami fenomena El Nino. “Dampak utama fenomena La Nina adalah peningkatan curah hujan yang lebih panjang dan signifikan sehingga bencana hidrometeorologi rawan terjadi di berbagai wilayah,” katanya.
Sedangkan tahun kemarin mengalami El Nino, sehingga musim kemaraunya lebih kering. Dampaknya, curah hujan berkurang. “Kalau tahun ini prediksinya La Nina,” pungkasnya. (div/mat)