14 November 2024

`

Terminal Madyopuro Disulap Jadi Terminal Wisata

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Terminal Madyopuro di Jl. Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, akan disulap menjadi terminal wisata. Alasannya, posisi terminal ini terbilang strategis, punya sejumlah fasilitas, dan layanan umum.

 

PJ. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberi penjelasan kepada para sopir angkot terkait menyulap Terminal Madyopuro menjadi terminal wisata, di Jl. Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/07/2024) siang.

 

PJ. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama para sopir angkot usai dialog di Terminal Madyopuro Jl. Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/07/2024) siang.

RENCANA ini disampaikan PJ Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, saat Ngobrol Bareng Angkutan Kota (Ngangkut) bersama para sopir dan pengusaha angkot di Terminal Madyopuro, Rabu (10/07/2024) siang. “Terminal Madyopuro ini lokasinya strategis. Dekat dengan fasilitas umum, dan didukung sejumlah sarana, sehingga layak dijadikan kawasan wisata,” katanya.

Sejumlah fasilitas itu di antaranya, dekat dengan Exit Tol Malang, Pasar Madyopuro, wisata religi pesarean Ki Ageng Gribig, sarana olah raga velodrome, hingga beberapa fasilitas pendukung lainya. “Jika menjadi terminal wisata, masih diharapkan suasana terminal semakin ramai dan pengusaha angkutan kota bisa lebih sejahtera,” ujarnya.

PJ. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberi penjelasan kepada para sopir angkot terkait menyulap Terminal Madyopuro menjadi terminal wisata, di Jl. Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/07/2024) siang.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Wijaya Saleh Putra, menjelaskan, agar mampu bersaing, harus terus memperbaiki pelayanan. Baik secara fisik kendaraan atau layanan lainnya. “Di Terminal Madyopuro ini ada 3 trayek. Mulai MM, MK, dan HM. Ada sekitar 120 unit kendaraan. Namun yang aktif hanya sekitar 50 persen saja. Intinya, kita ingin mewujudkan angkutan kota yang lebih baik,” katanya.

Selain itu, masih kata Wijaya, kendaraan juga harus laik, baik secara fisik kendaraan maupun administrasi, sehingga mempunyai daya saing dengan transportasi publik lainya.

Sementara itu, salah satu pengemudi jurusan MK, Khotib, menjelaskan, kawasan Rolak bisa dipercantik agar banyak pengunjung.  “Kalau bisa ada desa wisata, sehingga banyak pengunjung dan banyak penumpang,” katanya.

Dari jalur MM, Sulkan, menyebutkan, dulu ada sekitar 68 unit angkot. Namun saat ini tinggal 10 – 15 unit. “Kami juga membutuhkan subsidi BBM. Karena kadang tidak mencukupi. Angkot itu kan mitra pemerintah,’ katanya.

Sementara itu, Fatkurohman, dari jalur GM, mengeluhkan adanya bus sekolah tapi dipakai untuk wisata. “Termasuk juga kendaraan odong odong untuk angkutan wisata dan bentor. Ini harus ditertibkan,’ pintanya. (aji/mat)