Waspada! Kabupaten Malang Berada di Zona Megathrust
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Gempa bumi berkekuatan 5,9 yang dikoreksi menjadi 5,6 SR kembali terjadi di lepas pantai, sekitar 170 km ke arah Selatan dari Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/02/2019).

KEPALA Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Musripan membenarkan gempa yang Samudera Hindia. ” Benar pukul 02.30.26 Wib, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa bumi tektonik, tepatnya episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,67 LS dan 112,74 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 170 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada kedalaman 42 km,” terang Kasgeof Karangkates.
“Hingga saat ini telah terjadi 21 kali gempa susulan atau aftershock dengan skala kekuatan yang semakin menurun hingga data pada pukul 08.50 Wib berkekuatan 3,2 SR,” lanjutnya.
Menurut Musripan, gempa terjadi di zona subduksi atau tumbukan antara lempeng indo australia dan eruasia. “Jadi kedua lempeng ini sama-sama kuat, mempunyai energi yang sangat besar, dimana lempeng indo australia menyusup ke bawah dan mendorong lempeng eurasia ke atas,”bebernya.
Sedihnya pesisir Selatan Kabupaten Malang secara geografis terletak di kawasan subduksi tersebut. Sehingga tidak berlebihan jika potensi gempa dalam sekala besar atau megathrust seperti yang ada di Selat Sunda, juga ada ada di wilayah laut lepas Malang Selatan. “Hal ini yang harus diketahui dan disadari oleh masyarakat Kabupaten Malang, khususnya yang tinggal di pesisir Selatan, bahwa ada potensi terjadi gempa bumi dalam skala besar atau megathrust yang harus diwaspadai. Kita tidak perlu takut tapi harus waspada dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi,” ungkap Musripan.
Kasgeof Kelas III Karangkates kemudian memaparkan, meski sama-sama berpotensi megathrust, karakteristik subduksi di Malang Selatan (Malsel) berbeda dengan yang ada di Selat Sunda yang jarang terjadi gempa. Dengan intensitas gempa yang cukup sering terjadi di Malsel, hal ini justru merupakan hal ‘positip’ karena mengurangi potensi terjadinya gempa bumi dengan kekuatan besar.
“Di Malsel dengan episenter yang sama sering terjadi gempa bumi tektoknik dengan skala rendah antara 3 sampai 6 SR, seperti beberapa hari yang lalu terjadi gempa dengan skala 5,3 SR. Hal ini justeru semakin mengurangi terjadinya gempa berkekuatan besar, ibaratnya dua papan, jika diletakkan perlahan-lahan maka efek guncangan atau tumbukan tidak begitu besar, berbeda dengan yang langsung dihempaskan. Namun demikian jangan sampai kemudian kita menganggap remeh,” jelas Musripan.
Keuntungan alam lain yang dimiliki pesisir Selatan Kabupaten Malang adalah landas kontinen yang curam, dan rata-rata bibir pantai merupakan tubir karang terjal. “Ini bisa dikatakan merupakan tembok alam, karena jika terjadi tsunami akibat gempa bumi, gelombang air laut masih terhalang, beda dengan pantai di Banyuwangi, Cilacap atau daerah lain dengan pantai yang landai, justeru jika terjadi tsunami, gelombang seringkali langsung menyapu pantai,” beber Musripan.
Dengan potensi megathrus yang dimiliki Kabupaten Malang, Kasgeof III Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, menghimbau masyarakat tidak perlu takut dan panik. “Pada dasarnya aktivitas gempa bumi tidak membahayakan, dampak atau impactnya yang sering harus kita waspadai, seperti terjadinya tsunami atau robohnya bangunan yang bisa menimpa kita,” paparnya.
Secara khusus dia menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di tepi pantai agar jika terjadi gempa tidak panik. “Ini yang harus benar-benar dipahami, khususnya yang tinggal di tepi pantai yang landai, jika terjadi gempa besar, katakanlah sampai merobohkan rumah, jangan panik, karena panik sering membuat kita tergesa-gesa sehingga gampang tersandung dan terjatuh, hal ini malah berbahaya. Segera berlindung di balik puing yang kuat sambil melindungi kepala, kemudian jika kondisi sudah relatif stabil, segera pindah ke tempat dengan permukaan lebih tinggi seperti bukit, hal ini antisipasi jika terjadi tsunami,” himbau Kasgeof.
Sementara itu, terkait adanya gempa bumi berkekuatan 5,6 SR, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bagyo Setiono, menegaskan tidak ada korban jiwa. “Untuk gempa yang terjadi tadi pagi, nihil korban jiwa, cedera maupun kerusakan tempat tinggal. Sejauh ini kami belum menerima ada kerusakan bangunan akibat gempa tadi pagi,” pungkasnya. (diy)