Pemerintah Siapkan 2,5 Juta Petani Milenial
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pusat Penelitian & Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian sedang mengupayakan untuk mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan 2,5 juta petani milenial. Kelompok ini diharapkan mampu berinovasi serta memiliki gagasan kreatif sehingga dapat bersaing di bidang teknologi pertanian.

HAL INI disampaikan Kepala Pusat Penelitian & Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si, saat menjadi narasumber pada webinar nasional bertema Potensi Sektor Pertanian dan Peran Pemuda pada Pertumbuhan Ekonomi Nasional, yang dihelat Prodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, belum lama ini.
Menurut Priatna, Indonesia memiliki beberapa potensi untuk mendukung sektor pertanian di masa depan. Di antaranya, ketersediaan lahan pertanian dan demografi yang melimpah. Dalam hal ini, generasi muda dapat diarahkan menjadi petani milenial. Selanjutnya, petani milenial diharapkan mampu berinovasi serta memiliki gagasan kreatif sehingga dapat bersaing di bidang teknologi pertanian.
“Dengan potensi yang ada, sangat disayangkan para generasi muda justru tidak ingin bekerja di sektor ini (pertanian). Kami sedang mengupayakan untuk mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan 2,5 juta petani milenial. Selain itu kami juga mengembangkan smart farming, food estate, korporasi petani, dan digitalisasi pertanian demi kemajuan bangsa,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si, mengatakan, presiden telah menyampaikan beberapa arahan dalam pengembangan sektor pertanian. Arahan tersebut juga meliputi pengolahan produk pertanian, sehingga nantinya diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dijual.
“Untuk mendukung program tersebut, diperlukan skema pembiayaan dan pendampingan yang intensif. Pendampingan itu mencakup pengelolaan keuangan, aspek kemasan, pemasaran, serta dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Presiden juga mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pertanian untuk melakukan kolaborasi dengan pihak lain. Dengan begitu, mereka bisa membentuk usaha yang lebih besar,” jelas Priatna. (div/mat)