Mengelola Harta Agar Tak Menjadi Fitnah
2 min readHarta yang dimiliki oleh seseorang, berguna untuk memenuhi semua kebutuhan, baik dunia maupun akherat. Namun harta juga bisa menjadi pisau bermata dua. Jika penggunaannya berlebihan, malah jadi pemborosan. Tapi, Allah SWT telah mengingatkan bahwa harta adalah fitnah. Dengan harta manusia bisa beribadah, dengan harta manusia juga bisa berbuat kemungkaran.
KARENA itulah Allah SWT membatasi rizkinya kepada umatnya, agar umatnya tidak melakukan perbuatan melampaui batas atau berlebih-lebihan.
Seyogyanya, kita sebagai umat manusia, harus menggunakan harta yang dititipkan sebaik mungkin. Untuk menghindari fitnah harta, alangkah baiknya menggunakan prinsip Islam yang baik dan benar. Karena dengan menggunakan prinsip tersebut, kita mendapatkan manfaat harta, baik dunia maupun akherat.
Fitnah harta telah menjerumuskan manusia pada perilaku menyimpang, bahkan sampai pada bentuk sirik. Kerusakan lain yang ditimbulkan dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta adalah kerakusan dan ambisi untuk mengejar dunia, karena secara tabiat, nafsu manusia tidak akan pernah merasa puas atau cukup dengan harta yang dimilikinya.
Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam juga telah mengingatkan hal ini dalam sabdanya yang berbunyi, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas, maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.”
Sifat rakus inilah yang akan terus menyeretnya untuk terus mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apa pun untuk tujuan tersebut. Sehingga tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia.
Terdapat tiga golongan manusia ketika berhadapan dengan fitnah harta. Pertama, mereka yang mencari dan mengumpulkan harta secukupnya, tapi juga tidak lupa untuk beramal atau berzakat. Kedua, mereka yang berpikir bahwa harta dunia akan meningkatkan derajatnya. Ketiga, golongan yang tidak berupaya mencari dunia, tapi dunia yang menghampiri mereka.
Terkait golongan ini, menurut Syekh Luthfullah, terdapat dua jalan yang mungkin dihadapi seorang muslim, yakni haram dan halal. Ketika mereka menerima dunia dengan cara yang halal, ia berpendapat, Allah SWT akan menyelamatkannya. Ketika sebaliknya, Allah SWT akan membinasakannya.
Bagaimana cara agar kita selamat dari fitnah harta? Hendaklah kita menggunakan harta ini dalam jalan Allah SWT, bukan jalan setan dan hendaknya kita juga melaksanakan akan hak harta itu, baik yang wajib maupun yang sunah, seperti zakat dan sadaqah.
Karena kalau kita kaji, buah yang akan kita peroleh dari zakat dan sadaqah itu sangat banyak. Di antaranya, sadaqah sebagai pembersih dan penyuci, menghindarkan musibah, menghapus kesalahan, tanda dan bukti keimanan yang benar, dan sadaqah akan mendapatkan pahala yang tak putus meskipun orangnya telah meninggal. (penulis : Rizki Rahmadani dkk, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Jambi)