Maksimalkan Vokasi, Dirjen Diksi “Kawinkan” 33 Lembaga
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Kesesuaian dunia usaha, dunia industri dengan para satuan pendidikan sebagai penyedia Sumber Daya Manusia (SDM), mutlak dibutuhkan. Bahkan bisa dikawinkan hingga menghasilkan SDM handal dan pada akhirnya produktivitas kinerja berjalan sebagaimana yang diharapkan.

HAL ITU disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dirjen Kemendikbud RI), Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, saat memberikan arahan di penutupan Sarasehan Pendidikan Vokasi Dalam Rangka Pembangunan SDM Unggul dan Peningkatan Daya Saing Bangsa, oleh Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang, belum lama ini.
Menurutnya, semua itu untuk mempertajam link and match (keselarasan dunia usaha/industri) dengan penyedia SDM. “Makanya dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 33 lembaga. Meliputi pendidikan tinggi vokasi, lembaga khusus dan pelatihan, dunia usaha dunia kerja (iduka), dan satuan Dinas Pendidikan,” katanya.
Menurut Wikan Sakarinto, langkah ini sebagai upaya khusus dengan “mengawinkan” berbagai lembaga melalui MoU. “Dan harus ditindaklanjuti,” tegasnya yang didampingi Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Dr. Ahmad Saufi, S.Si., M.Sc.
Untuk itu, sebagai salah satu tindak lanjut, dengan menajamkan kurikulum yang disusun bersama. Bahkan dunia industri ikut memberikan materi siswa didik dengan menjadi guru dan dosen. Dengan demikian diharapkan bisa mempercepat perwujudan program.
Lebih lanjut Wikan Sakarinto menjelaskan, pihaknya akan mendesain fast track (jalur cepat) di dunia pendidikan, yakni SMK – D2 Fast Track. Masa studinya setelah SMK ditambah 1 semester dan magang satu tahun di industri. Sehingga lulus sudah berijazah D2. Sedangkan D3 di-upgrade menjadi D4 atau sarjana terapan. “Namun itu terserah kampusnya. Kurikulum SMK dipertajam. Kita harapkan mulai semester depan tahun ini sudah mulai,” lanjutnya.
Ia berharap, lulusan SMK semakin banyak yang BMW (bekerja, melanjutkan studi, dan berwira usaha), sehingga tidak banyak pengangguran.
Sementara itu, Dr. Ahmad Saufi menerangkan, peran BBPPMPV BOE sangat besar. Salah satunya mewadahi pertemuan antara penyedia jenis pekerjaaan serta kesiapan tenaga kerja.
“Seperti saat ini, yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Itu artinya, jaringannya sudah cukup kuat dan luas. Nantinya, hal yang sama juga akan dilakukan. Mengingat, ada beberapa hal teknis yang harus dibicarakan lagi. Sehingga pada akhirnya, ditemukan kesesuaian pelaku usaha dan pegawai,” lanjutnya.
Plt Kepala BBPPMPV BOE Malang, Dr Ir Abd Rochim, menjelaskan, MoU itu sudah dilaporkan ke Dirjen Kemendikbud. Menurutnya, link and match itu sangat penting. “Sebagaimana disampaikan Pak Dirjen, harus terus disosialisasikan kepada masyarakat,” terangnya. (aji/mat)