Khawatir dengan Pendidikan Karakter, Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi Citra
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pendidikan karakter harus diajarkan kepada anak sejak dini. Namun sayangnya terpaan sinetron maupun tontonan lain yang tidak sesuai usia, banyak menghalangi tumbuhnya karakter baik pada anak.

MELIHAT hal tersebut, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis cerita rakyat bernama Citra (Cerita Rakyat). Aplikasi ini diciptakan sebagai sarana membentuk karakter pada anak usia 7 – 18 tahun.
Tim peramu aplikasi ini terdiri dari tiga orang, Nurliawati Dide, Syahrotul Latifah, dan Alvi Syauqie.

Dide menceritakan, ide pembuatan aplikasi ini berasal dari keresahannya terhadap tontonan anak yang tidak sesuai dengan usia anak-anak.
“Ketidaksesuaian tontonan dan usia anak ini menyebabkan anak jadi mencontoh perilaku buruk. Perilaku-perilaku buruk tersebut berupa perundungan, pencurian, tawuran, hingga malas belajar,” kata mahasiswa asal Maluku Tengah ini, belum lama ini.
Dide menguraikan, pembuatan aplikasi ini didasarkan pada program pemerintah, PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada jenjang pendidikan dengan dibentuknya 5 nilai karakter utama pada anak, religius, gotong royong, mandiri, integritas, dan nasionalis.
“Selain mengambil dasar dari PPK, dalam pembuatan aplikasi ini kami juga membagi materi cerita per jenjang pendidikan, dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dilakukan agar para siswa dapat memperoleh materi sesuai dengan usia dan jenjang pendidikannya,” lanjut Dide
Ia menjelaskan cara kerja aplikasi tersebut. Pada menu utama, aplikasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu SD, SMP, dan SMA. Kategori tersebut kembali dibagi menurut tingkatan kelas di jenjang SD-SMA. Setelah siswa memilih kelas, maka aplikasi akan memunculkan cerita rakyat dan permainan.
“Masing-masing jenjang memiliki cerita dan permainan yang berbeda. Pada jenjang SD, cerita rakyat berisi sinopsis bersuara. Lalu tampilan akan berganti secara otomatis menjadi video animasi. Di jenjang SMP dan SMA, cerita rakyat dikemas dalam bentuk komik. Detailnya, untuk SMP kami menggunakan permainan kuis bola yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait isi cerita rakyat. Sementara di jenjang SMA, kami menggunakan permainan kata baku yang dikemas dalam bentuk roda berputar,” jelas mahasiswa pendidikan Bahasa Indonesia tersebut.
Dide dan tim mengajukan rancangan ini pada Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC) 2020 dan lolos sampai tahap pendanaan Ditjen Dikti. Saat ini, pembuatan aplikasi Citra telah sampai pada tahap desain prototipe aplikasi. Selanjutnya, aplikasi ini akan di daftarkan untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
“Saya berharap, ketika aplikasi ini telah dirilis ke masyarakat, dapat membantu anak-anak dalam proses pembelajaran karakter,” tandasnya. (div/mat)