Kabupaten Malang Dukung Pengembangan Kopi Indonesia
3 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna disambut dengan tarian blanggreng asmoro dalam acara Cocoa and Coffee Festival 2018 di Kertosastro Farm, Jl. Ngurawan Kecamatan Dampit, Minggu (30/9) pagi. Event yang bertemakan Peran Petani, Pemuda dan Perempuan dalam Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas serta Olahan Produk Kopi Kakao di Jawa Timur itu juga diikuti empat kabupaten diantaranya dari Bondowoso, Pacitan, Trenggalek dan Blitar.

“MEMANG Kabupaten Malang dulu pusatnya kopi dan kakao untuk tujuan ekspor bahkan dalam perdagangan internasional, kopi Dampit sudah dikenal di pusat pelelangan kopi dunia. Dalam sejarah perkopian sebetulnya kopi pertama kali dibawa ke pulau jawa ini ditumbuhkembangkan di Bangelan Kecamatan Wonosari lereng Gunung Kawi, Bangelan dari bahasa bangland jadi bang tanah yang diperuntukkan sebagai pusat pengembangan dan penelitian kopi,” jelas Bupati yang turut mendukung pengembangan kopi di Indonesia itu.
Tak lupa juga, Bupati berterima kasih kepada GPEI Jawa Timur yang mengadakan festival ini dengan harapan bisa menumbuhkan semangat para petani untuk mendidik putra putri Kabupaten Malang menjadi petani handal. “Berbanggalah menjadi seorang petani yang merupakan pahlawan ketahanan pangan. Terima kasih Pak Is memfasilitasi kegiatan ini, teruslah perbanyak festival semacam ini yang menjadikan petani terus merasa diperhatikan, tidak hanya pemerintah tapi juga para pecinta dan penikmat kopi untuk ikut mensupport perkembangan dua komoditi yang saling berkaitan ini (kopi dan kakao),” pesannya.
Sementara itu, Dewan Pengurus Pusat Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Dr. Totok Dirgantoro mengaku salut kepada Ketua GPEI Jawa Timur beserta seluruh jajarannya karena menyelenggarakan acara ini dengan baik. “Terima kasih atas penyelenggaraan acara yang sampai dengan tahun ketiga ini dimana festival komoditi cacao memang menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Untuk itu dalam mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ekspor nasional maka diperlukan dukungan semua pihak untuk mendukung ekspor non migas. Harapan kami, pemerintah dengan stakeholder dapat meningkatkan program pengembangan cacao dengan baik agar tercapai produksi, kualitas dan kuantitas yang dikehendaki konsumen,” ungkapnya.
Selaku penyelenggara, Manager Sustainable Cocoa Development Program (SCDP) Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan menjelaskan bahwa festival ini digelar dalam rangka kepedulian dari CSR kepada petani cacao di wilayah Jawa Timur. “Festival ini diikuti oleh perwakilan lima kabupaten yang merupakan binaan dari SCDP Gabungan Perusahaan Eksport Indonesia (GPEI) dalam rangka kepedulian CSR kita kepada para petani cacao di Jawa Timur. Alasan dipilihnya cacao karena di Jawa Timur ada industri besar yang semula beroperasi di Singapura, mempunyai kebutuhan tiap tahun 200 ribu ton padahal produksi di Jawa Timur belum mencapai 50 ribu ton sehingga mereka harus import dari provinsi lain sehingga ini menjadi peluang bagi para petani untuk membuat sebuah trobosan yang produktivitasnya bisa mencapai 2,5 ton hingga 3 ton,” papar pria yang akrab di sapa Pak Is ini.
Beberapa waktu lalu ia juga memberikan pelatihan kepada para petani guna menambah wawasan dan pengetahuan terutama soal pemasaran dan keuangan. Dan hari ini dalam rangka pembinaan UKM, SCDP bekerja sama dengan Universitas Ciputra Surabaya dengan harapan kerjasama ini bisa berkelanjutan demi kepentingan pengembangan ekonomi daerah di wilayah Kabupaten Malang.
Adapun rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam Cocoa and Coffee Festival ini diantaranya training bagi petani pemuda dan perempuan, cocoa task force competation, coffee and cocoa trade expo, jalan sehat bersama, coffee and cocoa competition, coffee and cocoa care for health, dan coffee and cocoa care for love.
Sebelum penekanan tombol sirine oleh Bupati Malang sebagai simbol dimulainya kegiatan tersebut, terlebih dahulu dilakukan penandatanganan kerjasama antara GPEI Jawa Timur dengan Universitas Ciputra Surabaya tentang peningkatan pendidikan bagi mahasiswa di universitas tersebut. Dilanjutkan dengan pemberian tali asih secara simbolis kepada anak-anak tingkat SD, SMP, SMA dan Pondok Pesantren di wilayah Kecamatan Dampit.
Diakhir acara, Bupati berkesempatan meninjau stand-stand yang terbagi atas dua kategori yakni stand kopi dan coklat yang berlokasi tidak jauh dari panggung kehormatan. Hadir dalam kesempatan tersebut, Dewan Penasehat sekaligus Ketua GPEI Provinsi Sulawesi Tengah, Bapak Syamsuddin Said, Kepala Dinas Pertanian, Holtikultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Malang, Kepala Dinas Pertanian dari empat kabupaten yang mengikuti event ini, serta Muspika Dampit. (mat)