Dosen dan Mahasiswa UM Ajak PMI Jaga Kesehatan
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, dan beberapa mahasiswa, mengadakan gerakan literasi kesehatan dan pemantauan kesehatan diri (Generasi Matahari) pada 9 – 10 Oktober 2021 di Malang. Kegiatan ini sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan pekerja migran Indonesia (Generasi Matahari).

TIM YANG terdiri dari Tika Dwi Tama, S.K.M., M.Epid (ketua), Lisa Sidyawati S.Pd, M.Pd, Anggaunitakirantika, S.Sos., M.Sosio (anggota) dan beberapa mahasiswa ini menyelenggarakan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, karena masih masa pandemi COVID-19.

Tika Dwi Tama menjelskan, pada hari pertama, diadakan skrining kesehatan, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, tes gula darah, tekanan darah, dan identifikasi faktor risiko kesehatan yang dimiliki. “Setiap peserta diberi kartu pemantauan kesehatan agar dapat memantau kesehatan mereka. Dari hasil skrining kesehatan ini, sebagian besar peserta memiliki kondisi kesehatan yang baik, tetapi juga ditemukan peserta yang memiliki risiko hipertensi”, katanya, Sabtu (16/10/2021) siang.
Pada hari kedua dilanjutkan dengan senam bersama dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku para pekerja migran untuk menerapkan pola hidup sehat. “Membiasakan diri melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari memiliki manfaat yang besar untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit, ” pesan Tika Dwi Tama.

Pada sesi penyuluhan kesehatan yang mengangkat topik “Tetap Sehat di Masa Pandemi COVID-19”, peserta cukup antusias menyimak paparan materi. Pada sesi ini dibahas tentang tips dan trik agar tetap sehat, tidak hanya sehat fisik, namun juga sehat jiwa, sosial, dan spiritual.
“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan kepedulian para pekerja migran untuk menjaga kesehatan semakin meningkat. Mereka juga dapat mempraktikkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mengingat kelompok migran memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan, termasuk terinfeksi COVIDd-19,” tandasnya.
Di masa pandemi COVID-19, beban permasalahan yang dialami pekerja migran Indonesia juga semakin berat. Situasi kerja yang tidak mendukung dan meningkatkan pelanggaran hak kerja (pemotongan gaji, penambahan jam kerja, tidak adanya perlindungan hukum) semakin membuat mereka rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk COVID-19. (div/mat)