16 Januari 2025

`

3.400 Kaleng Cat Akan Mempercantik Jembatan Kedungkandang

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana Paint) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), bekerjasama dengan Pemerintah Kota Malang, membuat grafiti di jembatan Kedungkandang, Jawa Timur. Sebanyak 105 orang dari berbagai komunitas terlibat dalam kegiatan ini.

 

Kondisi Jembatan Kedungkandang, Kota Malang setelah diresmikan.

 

MENURUT Direktur Indana Paint,  Steven Antonius Sugiharto, grafiti ini akan menjadi kado HUT Kota Malang 1 April 2021 mendatang. “Kami telah mempersiapkan 1 ton cat dinding untuk cat dasar  jembatan, serta 3.400 kaleng cat semprot yang akan digunakan oleh komunitas grafiti Kota Malang untuk mempercantik jembatan ini,” ujarnya, Senin (15/03/2021) siang.

Sebelumnya, Indana Paint, sebuah  perusahaan asli Kota Malang  yang memproduksi cat ini juga sudah membantu pengecatan Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Biru, Kampung Putih,  dan Fly Over Arjosari.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menorehkan graffiti di Jembatan Kedungkandang dengan sebuah titik.

Wali Kota Malang,  Drs. H. Sutiaji, yang menorehkan pertama graffiti di Jembatan Kedungkandang dengan sebuah titik berharap jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah transportasi dan mengurai kemacetan, tapi juga menjadi lebih indah.

“Titik ini ada filosofinya. Kita harus fokus. Kita berangkat dari satu titik,  dan menuju ke satu titik, ” ujarnya, Senin (15/03/2021) di jembatan Kedungkandang seraya menambahkan, grafiti ini nantinya bisa memperkuat nilai kebersamaan dan kegotongroyongan dalam karyanya.

Wali Kota berharap, setiap orang yang  lalu lalang di jembatan ini,  dapat membaca pesan-pesan yang tertoreh di jembatan, lalu berubah sikap dari yang tidak baik menjadi baik, dari tidak kuat menjadi kuat, dari bercerai-berai menjadi satu, dari iri, dengki, hasut, sombong, semua  lebur  menjadi kebersamaan.

Karena itu dia mengapresiasi kegiatan ini. Namun di sisi lain, dia  juga mengecam grafiti liar. “Secara tidak langsung kita mengecam coretan-coretan di dinding-dinding milik orang, karena  tidak sesuai dengan nurani dan fitroh kemanusiaan,” katanya.  (div/mat)