18 April 2024

`

Jebolan Pesantren Jadi Guru Besar UIN Malang

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, terus bertambah. Bahkan, Kamis (27/08/2020) siang, dua guru besar dikukuhkan sekaligus. Mereka adalah Prof. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M,Ag, Guru Besar Bidang ilmu Usul Fiqh, Fakultas Syariah dan Prof. Dr. Achmad Sani Supriyanto, S.E., M.Si, Guru Besar Bidang ilmu Manajemen Daya Manusia, Fakultas Ekonomi.

 

Pengukuhan guru besar di UIN Malang, Jawa Timur, tetap menerapkan protokol kesehatan COVID 19, yakni jaga jarak dan pakai masker.

 

“ALHAMDULILLAH, hari ini kami bisa mengukuhkan dua guru besar lagi. Sebelumnya, di awal bulan dan di pertengahan bulan, sudah empat guru besar yang dikukuhkan,” kata Rektor UIN Maliki, Malang, Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag, usai pengukuhan dengan rasa syukur.

Dua guru besar yang baru dikukuhkan bersama petinggi UIN Malang, Jawa Timur.

Rasa bangga  itu makin bertambah, karena para guru besar  yang dikukuhkan tersebut jebolan pondok pesantren. “Mereka adalah santri pilihan. Secara pribadi saya berharap, semoga kedua guru besar tersebut bermanfaat bagi UIN Malang khususnya,  dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” harap Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag.

Sementara itu, saat menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul EPISTEMOLOGI HUKUM ISLAM dan  SEJARAH SOSIALNYA : DARI FASE PRA PEMBUKUAN SAMPAI FASE MODERN., Prof Dr. Hj. Tutik Hamidah, M,Ag, mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. Karena dapat menghadiri pengukuhan guru besar yang ketiga di bulan Agustus, dan keempat di tahun 2020.

“Saya sangat berterimakasih kepada Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah memberikan kepercayaan dan kehormatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai guru besar dalam Ilmu Ushul Fiqih atau Epistemologi Hukum Islam pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang,” katanya.

Sementara itu,  Prof. Dr. Achmad Sani Supriyanto, S.E., M.Si,  yang menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Implementasi Kepemimpinan Guna Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi Dengan Pendekatan Teori Managerial Grid dan Political Skil” mengatakan, tantangan perguruan tinggi di era globalisasi sangat tidak mudah. Lebih complicated  dan kompetitif.

“Dengan mengusung jargon sebagai World Class University (WCU) gerakan menuju universitas berkelas dunia, bukan hanya terjadi di Indonesia, namun diberbagai penjuru dunia, baik di negara-negara berkembang maupun negara yang sudah maju. Ini menunjukkan bahwa menuju World Class University (WCU) merupakan gerakan globalisasi,” katanya.

Prof. Dr. Achmad Sani Supriyanto, S.E., M.Si, menjelaskan, World Class University (WCU) dicerminkan dengan kegiatan akademis. Di antaranya, peningkatan reputasi akademik (jenjang akademik dosen S3 /Profesor); peningkatan reputasi dosen (penelitian, dan karya ilmiah /artikel/ karya inovasi lainnya); peningkatan penelitian kolaboratif internasional dengan menggandeng perguruan tinggi internasional (Colaboratif Research Internasional); peningkatan karya ilmiah  dosen (citation), dan sebagainya.

Di akhir acara, ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari Rektor UIN Malang. Raut bahagia tercetak jelas dari seluruh petinggi UIN Malang dan kedua guru besar. (div/mat)