UMM Kukuhkan Tiga Guru Besar FKIP
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, mengukuhkan tiga Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Rabu (16/02/2022).


MEREKA adalah Prof. Dr. Dwi Poedjiastutie, M.A., P.hD. (Bidang Pendidikan Bahasa Inggris), Prof. Dr. Baiduri, M.Si. (Bidang Pendidikan Matematika), dan Prof. Dr. Ribut Wahyu Eriyanti, M.Si., M.Pd. (Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).
Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd, menyampaikan, hadirnya tiga guru besar ini semakin menguatkan tekad UMM melakukan perubahan, utamanya terkait orientasi pembelajaran yang futuristik dan peran UMM sebagai problem solver di masyarakat.
Menurutnya, orientasi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, baik siswa maupun mahasiswa, harus berujung pada hal yang bermanfaat serta bisa diimplementasikan. Pembelajaran juga harus bertanggungjawab akan masalah-masalah yang dialami warga secara luas
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Bebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, menilai, guru besar layaknya tentara yang meraih pangkat jenderal. Merangkak dan bersusah payah dari bawah untuk meraih cita-cita agar berada di puncak.

“Saya ingin berpesan kepada para guru besar, baik yang lama maupun yang baru dikukuhkan untuk bisa terus menanamkan hal-hal bermakna untuk UMM. Di samping itu juga terus berupaya menjadi teladan yang baik seperti yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu. Hingga namanya masih dikenal dan diingat oleh seluruh sivitas akademika UMM sampai sekarang,” imbuhnya.
Hal tak jauh berbeda juga dituturkan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Menurutnya, capaian ketiganya merupakan karunia yang luar biasa dari Tuhan YME. Kini, mereka dituntut untuk bisa menyebarkan kepakarannya hingga bisa mengalirkan manfaat yang begitu deras.
“Bapak dan ibu adalah manusia langka nan istimewa. Namun semua akan sia-sia jika bapak ibu tidak menebarkan kebaikan dan keilmuan yang dipunya untuk manusia-manusia lainnya,” tegas Soeprapto.
Terakhir, Anggota PP Majelis Diktilitbang Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan berharap ketiganya bisa memberikan basis teori sebagai jangkar pendidikan Muhammadiyah.
Perlu adanya elaborasi mumpuni sehingga dapat menciptakan filsafat pendidikan Muhammadiyah yang baik. Dengan jangkar yang sudah dibangun tersebut, kita tidak akan bisa dengan mudah diombang-ambingkan oleh dunia luar. (div/mat)