Turut Tergugat I Tak datang, Sidang Sardo Ditunda
2 min read
MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Sidang gugatan mediasi terkait ‘UD Sardo’ yang sedianya dijadwalkan Selasa (01/12/2020), batal digelar, menyusul tidak hadirnya turut tergugat I, Imron Rosyadi (60), warga Pondok Blimbing Indah (PBI), Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
GUGATAN itu diajukan Drs. H. Choiri MS (65), warga Perumahan Kraton Harmoni, Desa Bendungan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sementara tergugat, Tatik Suwartiatun (57), warga Perumahan Griya Shanta, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sedangkan turut tergugat II, Fanani, warga Jl Danau Paniai, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
“Hari ini jadwalnya penyerahan kuasa. Selain itu, salah satu pihak, yakni turut tergugat I, tidak hadir. Untuk itu sidang akan dilanjutkan pekan depan, Selasa (08/11/2020),” terang M.Ramli, kuasa hukum penggugat saat di PN Malang, Selasa (01/12/2020).

Materi gugatan itu, lanjut Ramli, perbuatan melawan hukum (PMH). Di dalam materi gugatan, penggugat bersama turut tergugat I dan turut tergugat II, adalah pemilik hak secara bersama atas aset bangunan gedung UD Sardo, sebuah swalayan yang berada di Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Berdiri di atas bidang – bidang tanah, merupakan satu kesatuan. Dibuktikan dengan beberapa tanda bukti sertifikat.
Tergugat, semasa perkawinannya dengan turut tergugat I (selama menjadi istri), tergugat telah diberikan kepercayaan untuk membantu keuangan perusahaan UD Sardo. Akan tetapi, selama menjalankan kepercayaan, terindikasi memanfaatkan kedudukan dan fasilitas, hingga membangun gedung (Toko Adika) atas nama tergugat.
Sementara itu, selaku tergugat, Tatik Suwartiatun, saat dikonfirmasi menerangkan, Toko Adika merupakan hasil dari Sardo, bersama 18 sertifikat lainnya. “Saya dituduh, Adika itu hasil dari saya menilep uang dari Sardo. Tuduhan itu apa dasarnya? Hasil dari Sardo itu, bukan hanya Sardo, tapi ada 18 sertifikat. Lucunya, pertama yang digugat adalah Sardo, sekarang menginginkan Adika. Sementara dalam putusan Pengadilan Agama, Adika itu Gono Gini (dibagi 2). Mereka mengaku memiliki Sardo, itu pun masih dalam penelusuran. Kami laporkan ke Polda,” terang tergugat.
Helly, SH, kuasa hukum tergugat menerangkan, gugatan itu adalah reaksi karena telah dilaporkan ke Polda. “Mungkin ini reaksinya. Tidak apa-apa. Kalau menggugat, kami siap melayani. Hari ini memang agenda sidang perdana. Tapi karena turut tergugat I tidak datang, akan ditunda minggu depan,” terangnya. (aji/mat)