2 Juli 2025

`

Sehari, Bupati dan Wabup Tinjau 18 Sekolah Naik Motor

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Tekad Bupati Malang, Drs. HM Sanusi, MM, dan Wakil Bupati Malang, Drs. Didik Gatot Subroto, SH.MH, meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tidak main-main. Buktinya, setengah hari saja, mereka meninjau 18  SD/SMP di Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon, Senin (08/08/2022) siang.

 

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto bersama Bupati Malang, HM Sanusi melihat sekolah rusak dan minim murid di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (08/08/2022).

 

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto bersama Bupati Malang, HM Sanusi melihat sekolah rusak dan minim murid di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (08/08/2022).

KEDUANYA ingin mengetahui kondisi sekolah yang bangunannya rusak dan minim murid. Sekaligus ingin mengetahui langkah apa saja yang sudah dilakukan  Dinas Pendidikan. Dengan menggunakan kendaraan roda dua, rombongan menyusuri jalan pedesaan di enam desa di wilayah Kecamatan Ngantang.

Di kecamatan ini, bupati meninjau SDN 1 Banturejo, SDN 1 Ngantru, SDN 4 Pandansari, SDN 2 Mulyorejo, SDN 1 Kaumrejo, SDN 3 Jombok,  dan berakhir SMP Negeri 3 Satu Atap Jombok.

”Di sini berapa kelas yang perlu diperbaiki? Apanya yang rusak? Sudah dapat program rehab atau masih dalam pengajuan? Bagaimana kondisi anak-anak dalam proses belajar mengajar selama ini? Berapa jumlah guru dan murid di sini?” begitu pertanyaan yang disampaikan bupati setiap mengawali kunjungan ke masing-masing sekolah.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, naik motor sehari bersama Bupati Malang, HM Sanusi untuk melihat sekolah rusak dan minim murid di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (08/08/2022).

Dari hasil kunjungan itu, sejumlah saran dan perintah disampaikan Bupati Malang dan Wakil Bupati Malang kepada jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan kepala sekolah, utamanya terkait upaya bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya mengenai perbaikan sarana dan prasarana. Karena sebagian besar sekolah yang dijumpai rusak bagian kayu atap dan kusen, sehingga kelas tersebut tidak bisa ditempati lagi. Selain itu juga ada sekolah yang masih membutuhkan tambahan ruangan.

Bupati dan wabup juga memberikan pujian ketika mengetahui di sekolah tersebut memiliki nilai plus dibanding sekolah lainnya. Misalnya, di SMP Negeri 3 Satu Atap Ngantang, jumlah muridnya 172 siswa. Rinciannya,  kelas 7 sebanyak  52 siswa, kelas 8 sebanyak  58 siswa,  dan kelas 9 sebanyak  62 siswa.  Namun sekolah ini  memiliki satu laboratorium multimedia yang didukung 25 komputer dan enam buah labtop. (bri/mat)