18 April 2025

`

SDN Percobaan 1 Gelar Ujian Terbuka

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Imtihan munaqosah Al Qur’an siswa SDN Percobaan 1, Kota Malang, di Gedung Kesenian Gajayana, Malang, Minggu (17/2/2019) luar biasa. Bahkan, teknis pelaksanaannya “mengalahkan” ujian Doktor.

 

Peserta imtihan munaqosah.

 

Tiga siswa peserta imtihan munaqosah terbaik usai menerima piala.

PADA ujian Doktor, penannya dibatasi dan ditentukan (panelis saja) yang sudah ditentukan. Sementara, pada ujian terbuka SDN Percobaan 1, selain tim penguji semua hadirin yang menyaksikan ujian terbuka, boleh bahkan diminta untuk ikut menguji.

Muhamad Dewa Akbar usai wisuda oleh Kepala sekolah Anny Saida.

Para peserta imtihan yang ditanya pun dipilih sesuai pilihan penanya. Mereka menjawab semua pertanyaan dengan cekatan, baik dan benar.

“Subhanallah, luar biasa,” kata seorang wali murid  sembari meneteskan air mata.

Menurutnya, para siswa tidak hanya hafal lafal-lafal dari ayat-ayat suci Al Qur’an itu secara tartil, namun juga membedah ayat suci dengan tajwid dan makhraj yang benar.

Ketua Ummi Malang, Muhammad Badrus SM, ST. Dia mengaku bangga karena 27 siswa itu lulus dengan baik.

“Saya sendiri tak kuasa menahan haru melihat siswa-siswa mengaji dengan tartil yang bagus. Apalagi menjawab pertanyaan secara tangkas dan cekatan dengan benar. Subhanallah,” tuturnya.

Kepala SDN Percobaan 1, Anny Saida berjanji akan melanjutkan program munaqosah Al qur’an itu. Menurut dia, program itu awalnya memang sempat menimbulkan keraguan.

“Ada perbedaan pendapat yang muncul. Tapi kami tak mau menjawab perbedaan itu dengan argumen.  Kami menjawabnya dengan bukti. Alhamdulillah, responnya sudah sangat positif,” tutur wanita berjilbab ini.

Ia melanjutkan, peserta program mengaji Al Qur’an itu ada 400 siswa. Mereka ditangani 17 ustadz dan ustadzah dari Ummi Foundation bersama guru SDN Percobaan 1. Mengikuti program mengaji tiga hari dalam sepekan.

“Hasilnya alhamdulillah luar biasa. Ada 27 siswa yang dinyatakan lulus imtihan munaqosah dan di wisuda. Itu karena mereka paham soal gharib, tartil, tajwid dan tahfidz,” lanjutnya.

Menurutnya, program mengaji itu menjawab keraguan orangtua soal pendidikan yang dilaksanakan secara full day. Alasannya, karena  program mengaji siswa di rumah akan terganggu.

“Buktinya siswa kami bisa mengaji dengan baik. Terima kasih, kepada Ummi Foundation Malang dan orangtua siswa yang mensupport selama ini,” imbuhnya. (ide)