3 Juli 2025

`

Perlu Setting Class Bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Belmawa Pendidikan Tnggi Riset dan Tekhnologi (Dikti Ristek) memberikan bimbingan teknis (Bimteks) tutor terkait pendidikan dan layanan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus di kampus Universitas Widyagama Malang, Jawa Timur, 3 – 5 November 2021.  

 

Belmawa Pendidikan Tnggi Riset dan Tekhnologi (Dikti Ristek) memberikan bimbingan teknis (Bimteks) tutor terkait pendidikan dan layanan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus di kampus Universitas Widyagama Malang, Jawa Timur, 3 – 5 November 2021.

 

Kegiatan yang diikuti 100 dosen dari seluruh Indonesia secara dengan daring dan luring ini  sudah digelar kedua kalinya. “Salah satu materi yang diberikan, terkait adaptasi kurikulum. Meskipun pendidikan tinggi sudah memberikan landasan dan pegangan kurikulum, tapi bisa dikembangkan sesuai passionnya,” terang Kepala Pusat Study Layanan Disabilitas (PLSD) Universitas Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Budianto, MP.d.

Kapus PLSD Unesa, Prof. Dr. Budianto, MP.d bersama Dosen UWG Prof. Dr. Ir. Sukamto,, MS.

Materi lainnya  terkait dengan acesment pembelajaran, gaya belajar mahasiswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), hingga menyusun rencana pembelanjaran para ABK. “Kalau di dalam kelas ada yang ABK, tentu tidak bisa diberikan materi seperti non ABK. Misalnya, ada yang tuna rungu, tentu butuh pendampingan, testimoni, metode,  dan layanan khusus, bahkan sarana. Itulah adaptasi kurikulum,” lanjut Prof Budi yang jugaTim Pakar Belmawa Dikti Ristek ini.

Selain itu, perlu setting class dengan penyesuaian. Bimteks juga dimaksudkan agar para dosen dan pengajar memahami dalam memberikan layanan, sehingga hambatan yang dialami para ABK bisa berkurang.

Sementara itu, salah satu Dosen UWG penerima dana hibah, Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS, memberikan gambaran sebuah aktivitas sederhana dan praktis. Cocok dilakukan para ABK maupun non ABK. Aktifitas itu sangat bernilai secara ekonomi.  “Dengan pemanfaatan lahan yang hanya seluas 20 meter persegi, ditanami kangkung, diberi kandang ayam untuk diambil dagingnya, dikombinasi dengan kolam lele serta budidaya cacing tanah, ditambah pot bunga, semua dalam satu lokasi yang sama,” terang Prof Sukamto, MS.

“Dengan lahan ini bisa menghasilkan berbagai macam sumber ekonomi. Semuanya bisa menjadi rantai makanan dengan efisien, namun sangat menghasilkan. Hanya dalam satu lokasi dan tidak banyak mobilitas,” kata Sukamto. (aji/mat)