Pemkot Malang Layani Penyedotan Lumpur Tinja
2 min readMALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) menjadi salah satu program Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Limbah Domestik UPT-PALD Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Jawa Timur. Untuk meningkatkan layanan, petugas selalu meningkatkan kualitas dan mekanisme penyedotan tinja di setiap rumah.
KEPALA UPT-PALD DPUPRPKP Kota Malang, Arif Dermawan, menjelaskan, sebelum melakukan penyedotan tinja, tim terlebih dulu melakukan survei ke rumah warga. Survei dilakukan untuk kroscek jarak yang dibutuhkan antara septic tank dengan armada pengangkutan.
“Selaku eksekutor, kita ada jarak 1 minggu sebelum terjun ke masyarakat. Waktu 1 minggu ini, semisal untuk minggu depannya, hari ini kita melakukan survei untuk melihat berapa jauh jarak armada yang berhenti sama tangki septic tank,” ungkap Arif, Sabtu (29/05/2021) siang.
Arif Dermawan menjelaskan, setelah dilakukan survei lokasi rumah yang akan dituju untuk dilakukan penyedotan lumpur tinja, baru petugas mulai memperhitungkan jarak dari titik awal pemberhentian truk ke titik tangki septic tank rumah warga tersebut. “Semisal kita hanya bisa berhenti di depan gang. Letak rumahnya hanya bisa dijangkau oleh pipa. Setiap pipa kita ukurannya 4,37 meter berjumlah 20 pipa. Kalau semisal jaraknya lebih dari 80 sampai 100 meter, kita cancel,” ungkapnya.
Hal itu dilakukan juga untuk mengurangi risiko terjadinya kebocoran. Sementara waktu, petugas UPT-PALD DPUPRPKP Kota Malang memanfaatkan peralatan yang tersedia, yakni dapat menjangkau 80 meter sampai 100 meter. “Jadi, jarak titik mobil ke rumah yang bersangkutan antara 80 sampai 100 meter. Kita juga ada dua meter lagi itu dari pipa fleksibel yang biru itu untuk yang belok sama masuk ke tangki septic,” ujar Arif Dermawan.
Sementara itu, terkait pencegahan terjadinya kebocoran pada saat melakukan penyedotan lumpur tinja, Arif mengatakan bahwa langkah awal yang akan dilakukan oleh petugas yakni mematikan mesin penyedot tinja, namun penyedotan tinja dihentikan sementara.
“Terus di area kebocoran itu kita cari penampung, bisa di bak atau kantong plastik. Untuk mengurangi pencemaran dari lumpur tinjanya itu, dari wadah yang sudah dipakai untuk mewadahi volume kebocoran itu, kita sedot lagi. Jadi tidak sampai lumpur tinja ini mencemari akses tanah dari armada sampai ke rumah yang bersangkutan atau apalagi dibuang ke sungai,” terangnya.
Arif menuturkan, pernah sesekali mengalami kebocoran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang tidak sabar saat melintas di perkampungan atau jalan ketika petugas sedang melakukan penyedotan lumpur tinja. (div/mat)