Pegiat Bantengan Butuh Ruang Berekspresi
2 min readBATU, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Pegiat kesenian bantengan di Kota Batu, Jawa Timur, mengeluhkan kurangnya akses untuk ruang berekspresi. Padahal kehadiran mereka menjadi bagian penting dari ekosistem yang mendukung sektor pariwisata.

HAL INI disampaikan Ketua Bantengan Nuswantara Kota Batu, Agus Riyanto, Selasa (02/05/2023). “Sejauh ini dukungan pemerintah daerah belum menyentuh seluruh pelaku seni dan budaya. Perizinan untuk tampil juga masih sering sulit didapatkan,” katanya.

Dia menambahkan, yang dibutuhkan para pelaku seni dan budaya adalah tempat untuk berekspresi. “Harapan saya, permudah perizinan untuk seni dan budaya. Saya khawatir, bila perizinan susah didapat, kesenian bantengan berpotensi tidak eksis lagi dan bisa punah,” katanya.
Agus juga berharap kepada pemerintah daerah untuk memperbanyak event dengan melibatkan para pelaku kesenian bantengan. Menurutnya, sebuah event merupakan bagian dari ruang berekspresi yang merupakan ‘nafas’ dari para pelaku seni dan budaya. Selain itu, dengan adanya event seni dan budaya, akan mendukung pariwisata suatu daerah. “Buatkan event. Event itu penting bagi pelaku kesenian bantengan,” tegasnya.
Dia juga berharap dukungan peralatan diberikan kepada kelompok seni dan budaya yang membutuhkan. Namun dia tidak menyarankan dalam bentuk uang, karena dapat merusak marwah seni dan budaya itu sendiri yang mengutamakan sifat kemandirian.
“Dukungan uang tidak selalu baik. Menurut saya bisa meracuni para pelaku seni dan budaya. Karena pelaku seni dan budaya dalam melakukan segala sesuatunya dengan mandiri, seperti urunan dan gotong royong. Memang dukungan peralatan sangat perlu dari pemerintah,” harapnya.
Agus menambahkan, perkembangan kesenian bantengan sangat pesat. Hampir setiap tahun bermunculan kelompok Bantengan baru di Malang Raya. Saat ini jumlahnya diperkirakan sudah tembus 300 kelompok. “Regenerasinya berjalan, terutama yang anak-anak. Karena kesenian bantengan dahulu dan sekarang berbeda. Kalau dulu dilakukan oleh orang dewasa, kalau sekarang mulai anak kecil, perempuan, semua terlibat,” katanya. (div/mat)