2 Juli 2025

`

Musa dan Sri Dikukuhan Jadi Profesor UB

3 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S, dan Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si akan dikukuhkan sebagai guru besar  Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/01/2022), di Gedung Samanta Krida secara hybrid dan protokol kesehatan ketat.

 

Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S dan Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si saat jumpa pers, Jumat (28/02/2022).

 

Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si

Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si sebagai profesor aktif ke-19 dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan profesor aktif ke- 159 di UB, serta menjadi profesor ke-285 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. Sedangkan  Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S,  sebagai profesor aktif ke-13 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan profesor aktif ke-160 di UB, serta menjadi profesor ke-286 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Saat jumpa pers, Jumat (28/02/2022), Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si, menjelaskan tentan penelitiannya  mengenai suplementasi ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dalam pengencer tris sebagai upaya peningkatan kualitas semen beku kambing untuk inseminasi buatan.

Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S.

Sedangkan Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S, menjelaskan mengenai strategi pengendalian dan peningkatan produktivitas tambak melalui ecogreen aquaculture.

Kepada wartawan, Sri mengangkat pemanfaatan daun kelor untuk peningkatan kualitas semen beku pada kambing jantan. Proses inseminasi buatan, menurut Sri, memberikan kontribusi signifikan dan aplikatif untuk peningkatan populasi. “Selain itu juga dapat meningkatkan mutu genetic ternak, produktivitas,  dan kinerja produksi, ” jelasnya.

Keberhasilan proses ini, menurut Sri, bergantung pada ketersediaan semen beku yang berkualitas baik. Namun pada praktiknya, permasalahan yang dihadapi adalah proses kriopreservasi dan thawing semen menyebabkan tingkat kerusakan yang signifikan pada spermatozoa. “Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan formula pengencer semen kambing yang mampu melindungi spermatozoa dari cold shock pada proses kriopreservasi, thawing, serta memiliki daya preservasi yang tinggi,” jelasnya.

Penelitian yang dilakukan Sri  ini menggunakan ekstrak daun kelor (moringa oleifera) yang  mampu mengencerkan tris dan berpotensi meningkatkan kualitas semen beku kambing. “Moringa oleifera atau daun kelor adalah tanaman herbal yang banyak dijumpai di masyarakat, dan dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat dalam tiap bagian tanamannya,” papar dosen Fapet ini.

“Suplementasi ekstrak daun moringa oleifera pada pengencer Tris-aminomethan-kuning telur mempunyai potensi meningkatkan kualitas semen beku kambing. Konsentrasi optimum ekstrak daun moringa oleifera adalah 3%,” pungkasnya.

Sedangkan Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S, melihat permasalahan yang pernah terjadi dan hancurnya usaha pertambakan di Indonesia beberapa  waktu yang lalu, khususnya di Jawa Timur.  Kegagalan yang dialami petambak, mengilustrasikan lemahnya perencanaan pembangunan tambak yang  tidak mempertimbangkan aspek daya dukung lingkungan sebagai variabel penentu produksinya.

Menurut  Musa, usaha pertambakan yang hanya mengandalkan ekonomi semata, ternyata tidak berkelanjutan (sustainable), karena mengabaikan daya dukung lingkungannya dan  perencanaan pengelolaan wilayah pesisir yang tepat.

“Ecogreen aquaculture merupakan teknologi perkembangan budidaya tambak tradisional menuju  tambak intensif dengan penerapan silvofishery model komplangan. Ecogreen aquaculture dibuat melalui pendekatan pemulihan dan peningkatan daya dukung dengan hybrid system dan perbaikan ekosistem mangrove pendukungnya dengan tujuan untuk mengendalikan dan meningkatkan produktivitas,” terangnya.

Hasil uji coba selama 4 tahun atau 10 kali siklus budidaya, tambak dengan luas 1600 m2 dalam setahun (2,5 siklus budidaya) mampu menghasilkan rata-rata 8500 kg. Limbah budidaya setelah ditreatment berdampak positif terhadap pertumbuhan bandeng dan mangrovenya. Hal ini mengindikasikan bahwa ecogreen aquaculture layak untuk dikembangkan, khususnya di laboratorium Perikanan Air Payau dan Laut (PAPL) Probolinggo FPIK-UB. (div/mat)